Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Bakat, Ini Masalah Sepak Bola Indonesia Menurut Fakhri Husaini

Foto tersebut diunggah Fakhri di akun Instagramnya, Sabtu (18/7/2020).

Pada foto tersebut, Fakhri tampak menuliskan sebuah kalimat.

Menurut dia, Indonesia bukanlah negara yang kekurangan talenta pesepak bola.

Namun, ada satu kekurangan yang ditegaskan Fakhri, yakni soal tata kelola.

"INDONESIA tidak pernah kekurangan pemain berbakat. Yang kita belum punya adalah tata kelola yang baik dan benar untuk menemukan pemain berbakat tersebut..," tulis mantan gelandang timnas Indonesia era 90-an itu.

Ia sudah tak lagi menangani timnas U19 sejak berakhirnya Kualifikasi Piala Asia U19 pada November 2019.

Fakhri dikenal sebagai pelatih yang cukup sering melontarkan pendapatnya soal kondisi persepakbolaan di Tanah Air. Ia bahkan tak segan mengkritik PSSI.

Namun, di sisi lain, Fakhri tak sepenuhnya menyalahkan PSSI atas buruknya kondisi persepak bolaan nasional.

Peringkat FIFA Indonesia dalam satu dekade terus mengalami penurunan hingga anjlok ke peringkat 173 ranking FIFA.

Selain itu, timnas Indonesia kesulitan untuk berprestasi di turnamen internasional, bahkan setingkat ASEAN.

Prestasi terbaik timnas Indonesia di tingkat ASEAN dalam 10 tahun terakhir adalah menjadi runner-up Piala AFF 2010 dan 2016.

Menurut Fakhri, prestasi buruk sepak bola nasional tidak menjadi tanggung jawab PSSI sepenuhnya.

Ia berpendapat bahwa wajah sepak bola Indonesia kini dibentuk juga oleh seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan sepak bola Indonesia.

"Kalau bicara sepak bola, seluruh stakeholder itu harus ikut bertanggung jawab terhadap prestasi sepak bola nasional. Stakeholder sepak bola itu siapa saja, ya pemerintah, wasit, termasuk suporter juga," kata Fakhri di channel Youtube Hanif & Rendy Show, seperti dikutip dari BolaSport.

Fakhri berpendapat bahwa dalam pelaksanaan sepak bola di Indonesia, hasil pertandingan tidak pernah ditentukan hanya dengan pertarungan 11 versus 11 pemain di tengah lapangan.

"Pertanyaan saya apakah liga kita sudah mampu melahirkan kompetisi yang hasil pertandingannya tidak ditentukan oleh faktor lain selain 11 pemain yang bertanding," tanyanya.

Karyawan PT Pupuk Kaltim itu menyebutkan satu kasus yang kerap terjadi di Indonesia, yakni banyak tim di Indonesia yang hanya jago kandang.

Sebagian besar tim seakan selalu mendapat jaminan kemenangan ketika berlaga di markasnya sendiri, tetapi tak bisa menunjukkan taji ketika sedang berkunjung ke kandang musuh.

Kehadiran suporter tentu menjadi faktor penentu utama dalam kasus-kasus demikian.

Akibatnya, para pemain tersebut tidak pernah merasakan atmosfer pertandingan sesungguhnya yang tidak dipengaruhi faktor-faktor lain di luar lapangan.

"Artinya ketika pemain-pemain dari klub ini digabung untuk membentuk sebuah tim nasional yang tangguh, mereka kan tidak terbiasa dengan pertandingan sesungguhnya di klub," tutur Fakhri.

"Saya nggak bisa menyalahkan siapa pun, tetapi ada peran stakeholder lain yang tanpa disadari ikut membentuk sepak bola kita seperti ini," katanya.

https://bola.kompas.com/read/2020/07/19/13400028/bukan-bakat-ini-masalah-sepak-bola-indonesia-menurut-fakhri-husaini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke