KOMPAS.com - Pelatih tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong, beberapa hari belakangan ini ramai diperbincangkan di Tanah Air, khususnya pencinta sepak bola.
Mantan pelatih timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 itu sedang terlibat adu argumen dengan PSSI dan Direktur Teknik Indra Sjafri.
Hal itu terkait komentar Shin Tae-yong tentang PSSI berubah terkait visi misi dan menyebut Indra Sjafri sebagai seorang yang indisipliner.
Shin Tae-yong menyebut bahwa seiring berjalannya waktu, visi misi PSSI berubah dan tidak seperti yang dijanjikan pada awal sewaktu Shin berkeyakinan bahwa PSSI mau membantu dirinya.
"Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan ingin memberi dukungan penuh terhadap program saya pada awal kontrak di wawancara media lokal," tutur Shin Tae-yong dikutip dari Naver Sports.
"Maka dari itu, saya memilih tantangan ini karena tertarik visi dan kemampuannya. Namun, sikapnya berubah, padahal di awal seperti ingin memberi dukungan penuh," ujarnya.
Selain menyebut PSSI sudah berubah terkait visi misi, Shin Tae-yong juga berbeda pandangan soal pemusatan latihan (TC) timnas Indonesia U-19.
Sang juru taktik berusia 51 tahun itu mengusulkan TC timnas U-19 di negaranya, Korea Selatan. Namun, usulan tersebut ternyata bertentangan dengan PSSI. PSSI meminta agar TC timnas Indonesia U-19 digelar di Indonesia.
Sementara itu, terkait Shin menyebut Indra Sjafri sebagai indisipliner dimulai saat mantan pelatih timnas U-19 itu ditunjuk sebagai asisten Shin.
Ketika itu, Indra Sjafri yang menemani Shin di Thailand dalam TC timnas U-19 meminta izin kepada staf timnas untuk pulang lebih dulu karena ingin menghadiri resepsi pernikahan anak Rahmad Darmawan.
Indra Sjafri juga sempat menunggu Shin Tae-yong untuk menyelesaikan proses imigrasi.
Namun, karena Shin tak kunjung keluar, Indra pun minta izin kepada dua staf timnas untuk pergi dulu menghadiri resepsi anak koleganya sesama pelatih nasional.
Namun, Shin menggangap Indra indisipliner karena pulang lebih dulu tanpa seizin darinya. Masalah kembali berlanjut saat Indra ditunjuk menjadi Direktur Teknik PSSI.
"PSSI meminta merekomendasikan coach lokal (Indra Sjafri) dan saya terima saja. Namun, setelah selesai TC Thailand, coach lokal tersebut pulang saja tanpa izin," ujar Shin Tae-yong.
"Meeting hari esoknya saya ingin memaafkan jika dia mengaku kesalahannya, tetapi malah kelakuannya seolah-olah tidak salah apa-apa," katanya.
"Kemudian Ketua Umum PSSI, purnawirawan perwira tinggi Polri, memanggil saya untuk bertemu. Dua bulan kemudian, coach yang tadinya dikeluarkan menjadi berjabat sebagai Direktur Teknik (PSSI)," katanya.
Mendengar hal tersebut, Indra pun akhirnya angkat bicara terkait kesalahpahaman antara dirinya dengan Shin, saat Indra mendapat untuk memberikan pernyataan oleh PSSI pada Sabtu (20/6/2020).
Indra mengatakan bahwa dirinya sudah menuruti instruksi yang diberikan oleh Shin, tetapi miskomunikasi menyebabkan masalah tersebut berkepanjangan.
Sebelum terjadinya perseteruan Shin dengan PSSI dan Indra Sjafri, berikut ini adalah awal penunjukan Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia.
Shin Tae-yong resmi ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia pada Senin (23/12/2019). Penunjukkan mantan pelatih timnas Korea Selatan itu dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Cucu Soemantri.
"Untuk pelatih timnas Indonesia senior adalah Shin Tae-yong. Januari akan kami kenalkan Shin Tae-yong," kata Cucu Soemantri dilansir dari BolaStylo.com dikutip dari BolaSport.com.
Pernyataan Cucu Soemantri membuat Shin Tae-yong mengalahkan Luis Milla yang juga menjadi kandidat kuat pelatih timnas Indonesia.
Secara pengalaman internasional, Shin Tae-yong memang lebih unggul daripada Luis Milla.
Pernah melatih di ajang sebesar Piala Dunia adalah keunggulan Shin Tae-yong yang tidak dimiliki Luis Milla.
Shin Tae-yong pernah melatih timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018.
Bersama timnas Korea Selatan, Shin hanya mampu membawa Korea Selatan finis di peringkat ketiga klasemen Grup F.
Meski tidak berhasil membawa Korea Selatan lolos ke babak 16 besar, skuad arahan Shin Tae-yong sukses mengalahkan juara bertahan Piala Dunia 2014, yakni timnas Jerman, dengan skor 2-0.
Dua gol kemenangan timnas Korea Selatan itu dicetak Young-gwon Kim dan Son Heung-min.
Selain berhasil membawa timnas Korea Selatan mengalahkan timnas Jerman di Piala Dunia 2018.
Shin Tae-yong sebelumnya pernah sukses membawa klub Seongnam Ilhwa Chunma menjuarai Liga Champions Asia atau AFC Champions League pada musim 2009-2010.
https://bola.kompas.com/read/2020/06/21/11444088/profil-shin-tae-yong-dari-bawa-korsel-kalahkan-jerman-hingga-riuh-dengan-pssi