KOMPAS.com - Kemenangan Napoli atas Juventus di laga final Coppa Italia, Kamis (18/6/2020) dini hari WIB menjadi kisah indah bagi perjuangan pelatih Gennaro Gattuso.
Tak sedikit yang memicingkan mata ketika melihat nama Gennaro Gattuso ditunjuk Napoli sebagai pengganti pelatih veteran Carlo Ancelotti pada Desember 2019.
Bagaimana tidak, kendati Gattuso merupakan pemenang Liga Champions, Liga Italia, dan Piala Dunia sebagai pemain, mantan gelandang tangguh ini belum bisa berbicara banyak sebagai pelatih.
Pengalamannya sebelum ini adalah melatih di Liga Yunani bersama OFI dan di kasta bawah Italia bersama Pisa sebelum mendapatkan kesempatan melatih AC Milan.
Menggantikan Vincenzo Montella, masa Gattuso di Milan bisa dikategorikan sebagai medioker.
Ia hanya menorehkan rataan 1,78 poin per laga dari 82 pertandingan menukangi tim kesayangannya.
Gattuso sempat membawa AC Milan ke final Coppa Italia 2017 tetapi Rossoneri kalah 0-4 dari Juventus di partai pamungkas.
Ia pergi pada penghujung musim 2018-2019 sebelum dipekerjakan Napoli pada Desember 2019 dengan latar belakang pekerjaan tak mudah.
Skuad Napoli secara efektif melakukan pemberontakan terbuka kepada Ancelotti dan manajemen klub setelah mereka menolak mengikuti training camp yang diperintahkan presiden klub.
Ujung dari pemberontakan itu, manajemen memutuskan untuk mematahkan mata rantai dan berencana membuang pemain-pemain terbaik Napoli dan memulai ulang tim.
Namun, hasil-hasil yang ditorehkan Gattuso membaik pada Januari, termasuk mengalahkan Lazio di perempat final Coppa Italia dan Juventus di Serie A.
Napoli juga berhasil menahan Barcelona 1-1 pada leg pertama babak 16 besar.
Bahkan, Gattuso dan Napoli tidak menelan kekalahan dari 11 laga terakhir.
Kendati demikian, pandemi virus corona datang dan sang pelatih mengalami tragedi keluarga pekan lalu.
Gattuso kehilangan Francesca, sang adik, yang meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya, 11 hari sebelum partai semifinal kedua ini.
Dikutip dari situs Football Italia, Francesca menderita penyakit langka selama bertahun-tahun dan beberapa kali naik meja operasi.
Francesca sudah dirawat di rumah sakit sejak Februari 2020. Namun, kondisinya semakin memburuk sebelum meninggal dunia pada 2 Juni 2020 saat berusia 37 tahun.
Ia pun mengutarakan bahwa kemenangan atas Juventus merupakan imbalan atas kerja keras timnya di lapangan. Sekaligus, ia menceritakan pengalaman traumatisnya dalam sebulan terakhir.
"Hidup, terutama sepak bola, telah memberi saya jauh lebih banyak dari apa yang saya beri. Sepak bola membuat saya jadi pria. Dalam hidup, Anda harus selalu memikirkan orang tua dan keluarga pertama, jadi apa yang terjadi sangat sulit diterima," tuutrnya kepada RAI Sport seusai laga.
"Saya punya hasrat besar ke sepak bola. Semua yang bekerja di bidang ini harus menghormatinya, karena kami beruntung. Hal ini yang mebuat saya marah apabila tak melihat passion di lapangan."
"Saya tak punya penyesalan terhadap karier bermain dan saya ingin para pemain ini juga merasakan hal sama. Saya percaya dengan Dewa Sepak Bola. Apabila Anda menjalani olahraga ini dengan benar, Anda akan menuai apa yang telah ditanam," lanjutnya.
Keberhasilan menjuarai Coppa Italia ini bukan berarti membuat musim Napoli dan Gattuso usai.
Sebaliknya, ia kini berhasrat untuk membawa Dries Mertens cs kembali ke Liga Champions.
Napoli sejauh ini masih terjebak di peringkat keenam dengan 39 poin, terpaut 9 poin dari Atalanta di posisi keempat yang menjadi slot terakhir ke kompetisi tertinggi antarklub Eropa tersebut.
"Menjadi tugas kami untuk bermain di 12 laga Serie AA terakhir dengan rasa hormat. Tugas kami untuk berusaha, kami tak bisa berpikir pekerjaan kami selesai dan menyerah. Sulit, ada jurang besar, tetapi kami harus berupaya yang terbaik," ujarnya.
https://bola.kompas.com/read/2020/06/18/06321988/perjalanan-panjang-rino-gattuso-dari-penunjukan-kontroversial-tragedi-keluarga