KOMPAS.com - Pembajakan transfer Timo Werner oleh Chelsea mungkin mengekspos keuangan Liverpool dan Grup Fenway di tengah virus corona.
Menjelang akhir pekan ini, Chelsea mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membeli Timo Werner dari RB Leipzig seusai mengaktifkan klausal pelepasan minimal sang bomber.
Timo Werner bakal menguras dompet Chelsea. The Blues mengeluarkan 50 juta pound hanya untuk mengaktifkan klausal pemain berusia 24 tahun tersebut.
Klausal ini tak akan berlaku lagi pada 15 Juni.
Ia juga akan mendapatkan 200.000 pound per pekan di Stamford Bridge, gaji terbesar kedua di Chelsea setelah N'Golo Kante.
Artinya, Chelsea akan membayar Timo Werner 45 juta pound selama lima tahun ke depan plus 11,8 juta pound dalam fee untuk agen sang pemain.
Investasi yang secara total bernilai hampir 120 juta pound ini jelas tak murah di tengah kelesuan ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19.
Majalah ekonomi terkemuka, Forbes, menilai bahwa komitmen finansial fantastis tersebut menjadi salah satu alasan The Reds mundur dari pengejaran Werner.
Alasan kedua adalah pelatih Juergen Klopp tak bisa menjanjikan sang pemain waktu merumput sebagai starter reguler mengingat kedalaman skuad kubu Anfield kini.
Grup Fenway (FSG), pemilik Liverpool dan Boston Red Sox, memang dibilang sangat menderita di tengah hiatus dunia olahraga selama tiga bulan terakhir.
Forbes juga mengatakan bahwa aset-aset FSG terikat penuh ke dunia olahraga dan hiburan, yang terkena dampak paling besar selama pandemi.
Boston Red Sox bahkan dikabarkan melakukan pemotongan gaji kepada seluruh pegawai klub pada akhir Mei.
Pemotongan itu beragam mulai dari 20-30 persen untuk mereka yang berpenghasilan 50.000 dolar sampai 500.000 dolar.
Pengumuman ini mendapat reaksi kritis dari para fans di media sosial.
"Wow, 50.000 dolar hampir upah minimum di daerah Boston. Para pemilik MLB memang penjahat. Saya fans Red Sox selama 65 tahun terakhir, tetapi mungkin tidak lagi," tulis Joe McEvoy di Twitter.
Sementara itu, The Athletic mengutarakan bahwa FSG tak mengambil uang keluar dari Liverpool.
Namun, mereka mengharapkan klub untuk menghidupi diri sendiri.
Selama pandemi Covid-19, manajemen teratas Liverpool kukuh mengatakan bahwa tak akan ada pembelian besar di bursa transfer.
Klub kini mengeluarkan 310 juta pound untuk membayar gaji pemain dan para staff. CEO Peter Moore telah mengingatkan adanya "kehilangan uang signifikan" sebagai akibat langsung pandemi.
The Athletic juga mengungkapkan bahwa Liverpool tak menjadikan Timo Werner sebagai prioritas setelah Piala Afrika diundur setahun.
Tadinya, media sama mengutarakan, pelatih Juergen Klopp berencana mengintegrasikan Werner ke tim pada Januari 2021 karena ia akan kehilangan Sadio Mane dan Mohamed Salah ke Piala Afrika.
RB Leipzig sendiri tak bisa kelamaan melepas Timo Werner karena klausal pelepasan minimumnya akan turun ke 40 juta euro pada musim panas dan 25 juta euro pada 2022.
Apalagi, klub berpotensi tersandung peraturan Financial Fair Play setelah klub mengeluarkan hampir 140 juta euro sejak promosi pada 2016, jauh lebih besar dari Bayern Muenchen yang 117 juta euro.
https://bola.kompas.com/read/2020/06/05/17100078/alasan-liverpool-gagal-mendapatkan-timo-werner-pilihan-atau-disalip-
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan