Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Lukas Podolski, Pemain Kaki Kidal dari Cologne

KOMPAS.com - Legenda tim nasional Jerman, Lukas Podolski, mempunyai perjalanan menarik selama berkarier sebagai pesepak bola profesional.

Pemain berusia 34 tahun itu kini menikmati lembaran penghujung kariernya di Antalyaspor, Turki.

Lukas Podolski dikenal melalui sepakan kaki kiri yang mematikan dan ditakuti semua penjaga gawang tim lawan, bakat Podolski pertama kali diketahui saat baru berusia 18 tahun ketika bergabung dengan klub sepak bola 1.FC Koeln.

Pada tahun 2003, klub tempat di mana "Pangeran Poldi" memulai lembaran awal karier sepak bola profesionalnya tersebut sedang berjuang mati-matian menghadapi ancaman degradasi dari divisi utama Bundesliga.

Manajer tim saat itu, Marcel Koller, dengan bekal anggaran yang sangat ketat mengajak Podolski untuk mengikuti sesi latihan dengan pemain senior. Selang beberapa waktu kemudian, Poldi mencatatkan debut seniornya pada 22 November 2003.

Die Geissboecke, julukan 1.FC Koeln memang tidak berhasil menghindari penurunan kasta ke 2.Bundesliga, namun bagi Podolski sendiri, debut musimnya sebagai pesepak bola senior mempunyai arti tersendiri.

Meski tampil impresif bersama 1.FC Koeln dan terpilih sebagai skuad inti timnas Jerman dalam gelaran EURO 2004. Podolski memutuskan tetap setia berjuang bersama Koeln dan membantu klub tersebut promosi pada musim berikutnya.

Terbukti pada musim 2005/2006, Podolski sukses membawa 1.FC Koeln kembali ke divisi utama Bundesliga. Namun, Podolski tidak mampu mempertahankan klubnya dalam persaingan ketat antar-klub papan atas Jerman, dan menyeret mereka kembali ke 2.Bundesliga.

Pada musim 2006/2007, Pangeran Poldi memutuskan untuk mencari tantangan baru dengan bergabung bersama pemegang terbanyak juara liga Jerman, Bayern Muenchen.

Namun, Podolski tidak bertahan lama berasama raksasa Bundesliga tersebut. Pada 2009, Podolski kembali ke klub yang membesarkan namanya sebelum akhirnya pada tahun 2012 memutuskan pindah merumput bersama klub Eropa lainnya, Arsenal.

Tiga tahun dengan klub berjulukan The Gunners, ia kemudian sempat dipinjamkan semusim ke Inter Milan, sebelum ditransfer secara permanen ke Galatasaray pada musim 2015/16. Di Galatasaray, Poldi kembali menemukan performanya dengan berhasil menorehkan 20 gol dari 56 penampilan.

Pada tahun 2017, untuk pertama kalinya Poldi merasakan atmosfer sepak bola Asia dengan bergabung bersama klub asal Jepang, Vissel Kobe. Dan setelah tiga tahun berpetualang di Negeri Sakura, Podolski kembali ke Turki untuk merumput bersama Antalyaspor hingga sekarang.

Lukas Podolski sendiri bisa dibilang memiliki bidikan eksplosif dan akurat, yang mencapai kecepatan hampir 160 km/jam. Di tahun-tahun awalnya, Podolski memiliki sprint dengan kecepatan dan akselerasi mengagumkan yang lambat-laun dipengaruhi oleh beberapa cedera panjang.

Podolski adalah pemain yang kuat secara fisik dan mampu menahan bola serta menghasilkan umpan-umpan kunci. Selain itu, Podolski juga memiliki keterampilan dribbling yang baik dan juga seorang pengumpan bola yang andal setelah terbukti mampu menciptakan banyak gol untuk rekan satu timnya dari sisi kiri.

Seperti megabitang Juventus, Cristiano Ronaldo atau megabintang Barcelona, Messi. Podolski juga seorang spesialis penalti, dengan hanya dua kali tembakan meleset dalam kariernya.

https://bola.kompas.com/read/2020/05/09/05200088/kisah-lukas-podolski-pemain-kaki-kidal-dari-cologne

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke