Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KALEIDOSKOP 2019 Timnas Indonesia: Senior Babak Belur Tanpa Prestasi

KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2019, timnas Indonesia berbagai jenjang umur mengikuti banyak turnamen.

Namun, prestasi timnas senior yang menjadi tolok ukur kondisi sepak bola Indonesia tidak sebaik adik-adiknya. Prestasi timnas senior bahkan terbilang sangat buruk sepanjang tahun 2019.

Di tahun 2019, timnas Indonesia dari junior hingga senior mengikuti berbagai turnamen dengan didampingi pelatih baru.

Untuk timnas senior, PSSI menunjuk pelatih asal Skotlandia, Simon McMenemy pada 20 Desember 2018.

Simon dikontrak selama dua tahun untuk menggantikan pelatih sementara, Bima Sakti, yang digeser ke timnas U-16.

Setelah Simon, PSSI kemudian menunjuk Indra Sjafri menjadi pelatih timnas U-22 Indonesia.

Indra Sjafri ditunjuk untuk mengawal Egy Maulana Vikri dkk mengikuti Piala AFF U-22, Kualifikasi Piala Asia U-23 2020, dan SEA Games di tahun 2019.

Berbeda dari timnas senior dan timnas U-22, timnas U-19 Indonesia baru menunjuk pelatih baru pada April 2019.

Amanat itu dibebankan PSSI kepada mantan pelatih timnas U-16, Fakhri Husaini.

Kompas.com merangkum perjalanan timnas Indonesia berbagai jenjang sepanjang 2019. Hasilnya, hanya timnas senior yang tidak memberikan prestasi untuk Indonesia.

Berikut adalah perjalanan timnas Indonesia berbagai jenjang umur sepanjang tahun 2019:

Piala AFF U-22 2019 menjadi debut turnamen pelatih Indra Sjafri bersama timnas U-22 Indonesia.

Meski hanya punya persiapan kurang dari dua bulan, Indra Sjafri sukses membawa timnas U-22 Indonesia menjadi juara.

Pada Piala AFF U-22 2019, timnas U-22 Indonesia tergabung di Grup B bersama Myanmar, Malaysia, dan tuan rumah Kamboja.

Perjalanan Witan Sulaeman dkk pada turnamen tersebut terbilang cukup terjal. Pada dua laga pembuka, Indonesia ditahan imbang oleh Myanmar (1-1) dan Malaysia (2-2).

Beruntung bagi Indonesia pada laga terakhir Grup B bisa mengalahkan Kamboja 2-0 dan melaju ke babak semifinal.

Di babak semifinal, Indonesia sudah ditunggu oleh Vietnam. Muhammad Luthfi menjadi aktor keberhasilan Indonesia melaju ke final setelah mencetak satu-satunya gol kemenangan atas Vietnam.

Lolos ke final, Indonesia menantang juara bertahan dan tim terkuat, Thailand. Laga puncak ini berjalan alot tanpa gol di babak pertama.

Di babak kedua, Thailand mencetak gol terlebih dahulu lewat sundulan S Promsupa pada menit ke-57.

Namun, keunggulan Thailand ini tidak berlangsung lama. Dalam waktu lima menit, Indonesia berhasil berbalik unggul.

Sani Rizki mencetak gol penyeimbang pada menit ke-59 yang disusul gol kemenangan dari Osvaldo Haay (64').

Gelar juara untuk Indonesia ini terbilang begitu mengejutkan. Selain waktu persiapan yang mepet, Indra Sjafri juga tidak dibebani target apa pun di Piala AFF U-22 2019.

PSSI menilai Piala AFF U-22 2019 hanya menjadi ajang uji coba untuk Indra Sjafri dan timnas U-22 Indonesia.

Juara Piala AFF U-22 2019 menjadi modal penting bagi Indonesia untuk mengikuti Kualifikasi Piala Asia U-23 2020 satu bulan berselang.

Maret 2019: Timnas U-22 Indonesia Gagal Total di Kualifikasi Piala Asia U23 2020

Setelah menjadi juara Piala AFF U-22 2019, Indra Sjafri dan anak asuhnya gagal melanjutkan performa terbaiknya.

Indonesia gagal total saat mengikuti Kualifikasi Piala Asia U23 2020. Tergabung di Grup K, Indonesia hanya bisa meraih satu kemenangan dari tiga laga.

Kemenangan itu didapat di laga terakhir saat mengalahkan Brunei Darussalam 2-1. Pada dua laga awal, Indonesia kalah beruntun dari Thailand (0-4) dan Vietnam (0-1).

Indonesia pada akhirnya gagal tampil di Piala Asia U23 2020 setelah hanya bisa finis di urutan tiga klasemen Grup K kualifikasi dengan koleksi tiga poin.

Setelah menunggu hampir lima bulan, publik pada akhirnya bisa menyaksikan penampilan timnas Indonesia di bawah asuhan Simon McMenemy.

Langkah pertama Simon sebagai pelatih timnas Indonesia adalah melakukan pemusatan latihan selama dua pekan di Bali dan Perth, Australia.

Simon memilih Australia agar pemain Indonesia bisa fokus dan tidak terganggu lingkungan sekitar saat latihan.

Saat di Bali, Indonesia sempat melakukan uji coba dengan Bali United yang berakhir imbang 1-1.

Indonesia kemudian kembali beruji coba melawan Myanmar dan berhasil menang 2-0.

Beranjak ke bulan Juni, Indonesia di bawah asuhan Simon kembali melakukan dua uji coba. Pertama, Indonesia kalah 1-4 di kandang Yordania, Stadion King Abdullah.

Selanjutnya, Indonesia menang telak 6-0 atas Vanuatu di Stadion Gelora Bung Karno pada pertengahan Juni 2019.

Dalam empat laga uji coba ini, Simon melakukan banyak eksperimen formasi. Simon terlihat tidak ingin terpaku dengan skema 4-2-3-1 yang terbiasa digunakan timnas Indonesia.

Simon sempat mencoba formasi 3-4-3 dan 4-4-2 dalam empat uji coba tersebut. Menurut Simon, perubahan itu dilakukan untuk mencari skema terbaik yang sesuai dengan kualitas pemain Indonesia.

Juli - Agustus 2019: Timnas U-18 Indonesia Raih Peringkat Tiga Piala AFF U-18 2019

Di bulan Agustus, timnas U-18 Indonesia di bawah asuhan Fakhri Husaini mengikuti Piala AFF U18 2019 di Vietnam.

Tergabung di Grup A, Indonesia tampil cukup dominan dengan meraih empat kemenangan dan sekali hasil imbang. Dari lima laga, Indonesia sukses mencetak total 20 gol dan hanya kebobolan empat kali.

Agresivitas gol inilah yang membuat Indonesia lolos ke semifinal dengan status juara Grup A mengungguli Myanmar di urutan kedua.

Namun, perjalanan Amiruddin Bagus Kahfi dkk terhenti di semifinal setelah kalah 3-4 dari Malaysia. Di perebutan tempat ketiga, Indonesia sukses mengalahkan Myanmar dengan skor telak 5-0.

Meski gagal menjadi juara, Indonesia menjadi tim tersubur di Piala AFF U-18 2019 dengan koleksi 28 gol.

Di bawah asuhan Bima Sakti, timnas U-16 Indonesia dibawa lolos ke putaran final Piala Asia U-16 2020 yang akan berlangsung di Bahrain.

Indonesia lolos setelah menjadi runner up Grup G babak kualifikasi di bawah China. Indonesia gagal menjadi juara Grup G setelah pada laga penutup hanya bisa bermain imbang tanpa gol melawan China.

Pada tiga laga awal, Indonesia tampil cemerlang dengan mengalahkan Filipina (4-0), Kepualauan Mariana Utara (15-1), dan Brunei (8-0).

Sama-sama meraih 10 poin, Indonesia harus puas menempati peringkat kedua Grup G karena kalah selisih gol dari China.

Indonesia pada akhirnya lolos ke putaran final sebagai salah satu dari empat runner up terbaik babak kualfikasi.

Prestasi ini sangat membanggakan karena Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia Tengara di Piala Asia U-16 2020 mendatang.

Ini adalah keberhasilan ketujuh Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia U-16.

Kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi turnamen resmi pertama timnas Indonesia di bawah asuhan Simon McMenemy.

Tergabung di Grup G, Indonesia bersaing dengan Malaysia, Thailand, Uni Emirat Arab (UEA), dan Vietnam.

Dalam periode September - Oktober 2019, Indonesia melakoni empat pertandingan. Hasilnya, Indonesia babak belur dihajar Malaysia (2-3), Thailand (0-3), UEA (0-5), dan Vietnam (1-3).

Empat kekalahan ini membuat Simon McMenemy langsung diberhentikan oleh PSSI sebagai pelatih timnas Indonesia.

Pemecatan itu dilakukan Ketua Umum PSSI yang baru, Mochammad Iriawan, tiga hari setelah dirinya terpilih pada 2 November lalu.

Menurut Mochammad Iriawan, keputusan memecat Simon diambil berdasarkan hasil rapat pertama PSSI masa jabatan 2019-2023 dengan Komite Eksekutif (Exco).

Mochammad Iriawan memastikan bahwa kewajiban PSSI dengan Simon terkait dengan sisa kontrak tetap akan dipenuhi.

Untuk diketahui, Simon saat ditunjuk menjadi pelatih timnas Indonesia mendapat kontrak selama dua tahun atau hingga akhir 2020.

Alhasil, Simon hanya menjabat tidak lebih dari sembilan bulan dari kontraknya.

Timnas U-19 Indonesia mengikuti jejak juniornya (U-16) tampil di putaran final Piala Asia 2020.

Berbeda dari U-16, timnas U-19 asuhan Fakhri Husaini lolos dari babak kualifikasi sebagai juara Grup K.

Tergabung bersama Korea Utara, Hongkong, dan Timor Leste, Indonesia meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang.

Dua kemenangan Indonesia didapat saat menghadapi Timor Leste (3-1) dan Hongkong (4-0). Pada laga terakhir, Indonesia hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Korea Utara.

Hasil imbang itu sudah cukup bagi Indonesia untuk lolos sebagai juara Grup K dengan koleksi tujuh poin. Indonesia unggul dua angka atas Korea Utara di urutan kedua yang gagal lolos.

Nantinya, Indonesia akan bersaing dengan 15 tim lainnya, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Iran yang menjadi unggulan di Piala Asia U-19 2020.

Untuk diketahui, Piala Asia U-19 2020 akan berlangung di Uzbekistan.

Keputusan mengejutkan diambil pelatih Fakhri Husaini yang menyatakan mundur setelah membawa Indonesia lolos ke Piala Asia U-19 2020.

Saat itu, Fakhri mengaku bahwa kontraknya sebagai pelatih timnas U-19 telah habis.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan bagaimana situasi kontrak Fakhri dengan timnas U-19 Indonesia.

Pada bulan yang sama, timnas senior Indonesia dipastikan gugur di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Di laga kelima, timnas Indonesia kalah 0-2 dari tuan rumah Malaysia.

Pada laga tersebut Indonesia didampingi oleh asisten Simon yakni Yeyen Tumena dan Joko Susilo.

Laga melawan Malaysia menjadi perpisahan Simon yang tetap datang ke Kuala Lumpur meski tidak mendampingi dari pinggir lapangan.

Di SEA Games 2019, timnas U-22 tergabung di Grup B bersama Vietnam, Thailand, Singapura, Laos dan Brunei Darussalam.

Pada dua laga pertama, Indonesia tampil sempurna setelah mengalahkan juara bertahan Thailand (2-0) dan Singapura dengan skor identik.

Performa impresif itu gagal dilanjutkan Indonesia saat bersua Vietnam di laga ketiga. Indonesia harus menyerah 1-2 meski sempat unggul terlebih dahulu di babak pertama.

Pada dua laga terakhir, Indonesia pesta gol ke gawang Brunei (8-0) dan Laos (4-0). Empat kemenangan dan satu hasil imbang membuat Indonesia lolos ke semifinal dengan status runner up Grup B.

Indonesia dengan koleksi 12 poin mengungguli Thailand (10) di peringkat kedua dan hanya berjarak satu poin dari Vietnam yang lolos sebagai juara grup.

Di babak semifinal, Indonesia menantang juara Grup A, Myanmar. Indonesia harus bersusah payah bertanding hingga babak perpanjangan waktu untuk bisa mengalahkan Myanmar 4-2.

Lolos ke final, Indonesia berpeluang mengakhiri puasa meraih medali emas SEA Games selama 19 tahun.

Namun, mimpi Indonesia pada akhirnya gagal terwujud.

Indonesia di luar dugaan kalah telak tiga gol tanpa balas saat melawan Vietnam di partai final. Alhasil, Garuda Muda harus puas pulang ke Indonesia dengan medali perak.

Mengakhiri tahun 2019, PSSI memberi kejutan dengan menunjuk Shin Tae-yong menjadi pelatih baru timnas Indonesia.

Peresmian itu dilakukan di Stadion Pakansari pada Sabtu (28/12/2019). Tidak seperti biasanya, PSSI di bawah pimpinan Mochammad Iriawan berani memberi kontrak jangka panjang untuk pelatih baru.

Shin Tae-yong dikontrak selama empat tahun atau hingga akhir 2023. Menurut Mochammad Iriawan, kontrak jangka panjang ini diperlukan untuk mendukung program pembinaan berkelanjutan dari PSSI.

Tidak hanya menjadi pelatih timnas senior, Shin Tae-yong juga diminta mengawasi dan membantu timnas U-16, U-19, dan U-23.

Untuk target jangka pendek, Shin Tae-yong diminta PSSI untuk fokus di timnas senior sepanjang tahun 2020.

PSSI ingin Shin Tae-yong membawa timnas Indonesia tampil maksimal di tiga laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan juara Piala AFF 2020.

Selanjutnya, Shin Tae-yong dituntut PSSI membawa timnas U20 berprestasi pada ajang Piala Dunia U20 2021 mendatang.

PSSI sangat serius dengan Piala Dunia U20 2021 karena tidak ingin Indonesia hanya menjadi penggembira ketika berstatus tuan rumah.

Shin Tae-yong terpilih menjadi pelatih timnas Indonesia dengan menyingkirkan Luis Milla.

Prestasi bersama timnas Korea Selatan di berbagai jenjang umur disebut menjadi alasan kuat PSSI memilih Shin Tae-yong.

Salah satu prestasi paling mencolok yang pernah diraih Shin Tae-yong adalah mendampingi Korea Selatan di Piala Dunia 2018 Rusia.

Pernah melatih di ajang prestis seperti Piala Dunia menjadi kelebihan Shin Tae-yong yang tidak dimiliki Luis Milla.

Setelah ditunjuk, Shin Tae-yong akan terlebih dahulu pulang ke Korea Selatan sebelum kembali ke Indonesia pada awal Januari 2020.

https://bola.kompas.com/read/2019/12/30/18570638/kaleidoskop-2019-timnas-indonesia-senior-babak-belur-tanpa-prestasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke