Delapan Tahun Lalu, Giggs Bilang Man United Tak Akan Terpuruk Seperti Liverpool

KOMPAS.com - Manchester United kembali menerima pukulan setelah kalah 0-2 dari penghuni buntut klasemen Liga Inggris, Watford, pada Minggu (22/12/2019). Hasil ini membuat komentar lama Ryan Giggs mencuat lagi.

Manchester United secara mengejutkan tumbang 0-2 saat bertandang ke markas Watford.

Gol-gol datang dari Ismaila Sarr yang memanfaatkan blunder David De Gea dan penalti Troy Deeney setelah Aaron Wan-Bissaka menjatuhkan Sarr di kotak terlarang.

Hasil tersebut membuat Manchester United terjebak dengan 25 poin, terpaut 24 poin dari pemuncak klasemen sementara Liga Inggris, Liverpool.

Belum lagi, The Reds memiliki satu pertandingan di tangan setelah partisipasi mereka di ajang Piala Dunia Antarklub akhir pekan lalu.

Fakta ini memunculkan artikel lama yang memuat keyakinan mantan pemain Manchester United, Ryan Giggs, perihal peruntungan Setan Merah dibanding Liverpool.

Ia berbicara pada awal dekade ini ketika The Reds tengah kesulitan di bawah pelatih Roy Hodgson setelah terjerembab di papan bawah, hanya terpaut empat poin dari zona degradasi.

Pada Januari 2011, Ryan Giggs mengatakan bahwa krisis yang menderita Liverpool ketika itu tak akan menimpa Manchester United berkat fondasi kuat yang dibangun oleh visi jangka panjang Sir Alex Ferguson.

"Manajer kami tak hanya melihat musim ini," tutur Giggs seperti dikutip dari Daily Mirror.

"Ia membeli pemain-pemain dengan melihat ke masa depan, sesuatu yang telah ia lakukan lebih sering dalam beberapa tahun terakhir."

"Ia membeli pemain-pemain seperti Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, Anderson, dan Nani - pemain-pemain muda yang punya kemampuan dan telah berkembang dengan sangat baik," lanjutnya.

"Kini, kami punya gelombang pemain berikutnya seperti Javier Hernandez, Rafael dan Fabio da Silva, Gabriel Obertan, dan Chris Smalling, pemain-pemain muda yang semoga akan bertambah bagus lagi dalam beberapa tahun ke depan."

"Sang manajer cukup berpengalaman untuk tahu kami akan terus berpeluang untuk gelar liga musim ini dan jauh setelahnya karena inti skuat yang kami punya, ditambah oleh injeksi darah muda, yang mengangkat semua orang," tutur Ryan Giggs lagi.

Akan tetapi, peruntungan Manchester United naik-turun setelah Sir Alex Ferguson pensiun pada akhir 2012-2013 dengan lebih banyak momen negatif ketimbang positif.

Gelar Liga Inggris yang Sir Alex persembahkan pada akhir musim tersebut masih menjadi trofi Premier League pamungkas klub sampai sekarang.

Kendati Setan Merah mencatatkan kejayaan di Piala Liga, Piala FA, dan Liga Europa dalam empat tahun terakhir, Man United bukan lagi kekuatan yang secara konsisten dapat menantang demi gelar Liga Inggris atau berkompetisi di Liga Champions.

Rekrutmen buruk dan fokus berlebihan ke aspek komersiil kerap dituding sebagai penyebab kegagalan Man United memenuhi potensi mereka sesungguhnya.

Sebaliknya, koleksi gelar Liverpool terus bertambah dalam beberapa musim terakhir.

Pada akhir pekan ini mereka melengkapi koleksi gelar kontinental setelah memenangkan Piala Dunia Antarklub menyusul trofi Piala Super Eropa serta Liga Champions.

Musim ini Liverpool menjadi kekuatan dominan di Liga Inggris dan mereka mengonsolidasi peringkat pertama klasemen dengan 16 kemenangan dari 17 laga pertama.