KOMPAS.com - Perjalanan dominan tim voli putra Indonesia pada SEA Games 2019 bisa saja menempuh jalur berbeda apabila PP PBVSI mendapatkan seorang pelatih Korea Selatan yang menjadi pilihan utama mereka dan bukan Li Qiujiang jelang pagelaran akbar di Filipina tersebut.
Tim voli putra Indonesia memang menghadirkan performa sempurna di Filipina. Nizar Zulfikar cs menyapu bersih semua lawan tanpa kalah satu set pun semenjak laga pertama.
Merah Putih sempurna di Grup B dengan tiga kemenangan sempurna kontra Vietnam, Kamboja, serta Filipina.
Pada semifinal, anak asuh pelatih Li Qiujiang tersebut mengempaskan Myanmar juga dengan tiga set langsung.
Dalam laga final, Indonesia kembali bertemu dengan tuan rumah Filipina.
Sang tuan rumah menjadi favorit pada laga pamungkas ini setelah menyudahi perlawanan Thailand, juara bertahan empat kali, dengan sebuah comeback fantastis.
Akan tetapi, tim voli putra Indonesia berjaya lewat kemenangan straight set 25-21, 27-25, dan 25-17 di Philsports Arena, Manila, Selasa (10/12/2019).
Namun, perjalanan tim voli putra Indonesia dalam SEA Games 2019 bisa saja berbeda karena PP PBVSI sebenarnya ingin menunjuk seorang pelatih asal Korea Selatan yang enggan mereka sebutkan namanya untuk memimpin tim di Filipina.
PP PBVSI baru kembali ke sosok pelatih Li Qiujiang setelah mereka tak kunjung mendapat kabar dari negeri Ginseng yang ditengarai karena waktu yang sudah mepet dan juga nominal remunerasi yang terlampau mahal.
"Tenggat waktu kami sudah lewati batas, tetapi belum ada tanggapan dari Federasi Voli Korsel. Kami pun tidak mengerti sebenarnya apa pertimbangan mereka. Kami memilih Mr Li juga karena dia disegani pemain," tutur Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PP PBVSI Loudry Maspaitella saat ditemui BolaSport.com pada Agustus 2019.
"Kami butuh figur pelatih yang disegani untuk membentuk karakter pemain. Jangan sampai pelatih merasa sungkan menegur pemain yang tidak disiplin. Hal ini bisa menjadi contoh tidak baik bagi pemain junior," aku Loudry.
Li bukan orang baru dalam timnas voli Indonesia. Dia pernah mengarsiteki timnas pada 2007-2011.
Dia juga pernah melatih di beberapa klub Tanah Air hingga 2014.
Li terkenal dengan kedisplinannya. Saat menjadi pelatih timnas, dia berhasil mengantar timnas bola voli putra Indonesia meraih keping medali emas pada SEA Games 2007 dan 2009.
Menurut Loudry yang merupakan mantan tosser nasional tersebut, Li Qiujiang sudah memahami gaya permainan pemain Indonesia
"Kami juga butuh sosok pelatih yang memiliki wibawa, berkarakter, supaya ada rasa respect dari pemain dan pelatih," ucap Loudry.
Keberhasilan Li Quijiang membangun kekompakan antarpemain dan kepercayaan diri anak asuhnya menjadi faktor kunci Indonesia berjaya pada cabor ini lagi.
"Saya katakan berkali-kali sebelum tim bermain, kepercayaan diri dan teman adalah kunci pokok keberhasilan tim ini. Dari awal, kami memang sudah memenuhi target dan pada saat set awal," kata Manajer timnas voli Indonesia, Santiaji, kepada media di Filipina, termasuk BolaSport.com.
"Keyakinan inilah yang membuat tim terutama yang dinakhodai Nizar (Zulfikar, kapten) bisa memenangkan pertandingan demi pertandingan," lanjutnya.
Sementara itu, kapten tim voli putra Indonesia, Nizar Zulfikar, mengatakan bahwa aspek yang membuat tim meraih medali emas adalah semangat dari para pemain.
"Jadi bagaimanapun susahnya lawan kalau dari masing-masing punya semangat, saya yakin bisa. tak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini," ucap Nizar.
Asisten pelatih timnas voli putra Indonesia, Pascal Wilmar, mengatakan bahwa dalam tim selalu saling memberi semangat jika ada pemain yang melakukan kesalahan.
https://bola.kompas.com/read/2019/12/12/17000088/jalan-takdir-li-qiujiang-dan-dominasi-tim-voli-putra-dalam-sea-games-2019