KOMPAS.com - Penyajian makanan di SEA Games 2019 Filipina dikritik karena tak memisahkan makanan halal dan haram.
Kritik itu datang dari beberapa negara peserta, termasuk Indonesia.
Dalam kasus ini, timnas U-23 Indonesia, melalui media officernya, Gatot Widakdo, mengungkapkan kritik tersebut dalam sebuah wawancara kepada media lokal, 24 Oras.
"Mereka (panitia) belum berubah (memisahkan makanan halal dan non-halal)," ucap Gatot dikuitp BolaSport.com dari GMA News Online.
"Kami berharap esok mereka bisa berubah dan memisahkan makanan halal dan non-halal," kata Gatot menambahkan.
Tidak hanya Indonesia, sebelumnya, pada Senin (25/11/2019), kontingen Singapura mengajukan komplain soal minimnya pilihan makanan halal yang disajikan oleh panitia.
Ketua Kontingen Singapura, Juliana Seow bahkan telah resmi menulis surat untuk COO PHISGOC, Ramon Suzara mengenai isu makanan tersebut.
"Kami mendesak Anda untuk mengatasi situasi yang kami hadapi," tulis Juliana Seow.
"Kami telah berusaha sebaik mungkin untuk bersabar dan mengerti. Kami telah mencoba menyelesaikannya sendiri, situasi ini tidak dapat berlanjut lebih jauh karena atlet kami sangat terpengaruh dan tidak dapat mempersiapkan pertandingan dengan efektif," tambahnya.
Kini, panitia tampaknya mendengarkan kritik yang didengungkan di media.
Sebuah postingan Facebook warga Filipina, Jacqueline Marzan Tolentino, mengungkapkan hotel telah menyediakan banyak pilihan makanan halal serta memisahkan antara makanan halal dan non-halal.
"Berita baik dari SEA Games. Makanan untuk atlet telah dipisahkan antara halal dan non-halal di Century Hotel. Ayo sebarkan berita baik ini," tulisnya di Facebook.
"Ini adalah dapur untuk makanan halal di kampung atlet," tulisnya.
Di antaranya terlihat saat laga Indonesia Vs Thailand di Stadion Rizal Memorial, Selasa (26/11/2019).
Panitia memutuskan untuk memindahkan ruangan konferensi pers yang sebelumnya viral karena tampilan seadanya, ke spot lain.
Ruangan pers yang ada di Rizal Memorial Stadium kondisinya lebih baik daripada saat laga Malaysia Vs Myanmar kemarin.
Beberapa perusahaan swasta di Filipina juga mulai ambil bagian untuk "menyelamatkan" penyelenggaraan SEA Games 2019 yang sudah carut marut ini.
Presiden Federasi Sepak Bola Filipina (PFF), Mariano Araneta, mengonfirmasi bahwa salah satu sekolah swasta di Alabang, Southridge School, bisa digunakan bagi tim untuk latihan karena terdapat fasilitas lapangan sintetis.
"Kami bukan ingin mengritik, tetapi membantu," tambahnya.
Ada pula bantuan 18 bus baru untuk keperluan transportasi peserta SEA Games dari pemilik Ceres-negros, Leo Rey Yanson. (Bagas Reza Murti)
https://bola.kompas.com/read/2019/11/27/09450018/tak-pisahkan-halal-haram-penyajian-makanan-di-sea-games-2019-dikritik