KOMPAS.com - Mantan Presiden Barcelona, Joan Laporta, menuduh bahwa penundaan laga El Clasico disebabkan oleh klub yang pernah dia pimpin itu.
Seperti diketahui, duel klasik Barcelona vs Real Madrid sebenarnya dijadwalkan dihelat pada Sabtu, 26 Oktober 2019 lalu, di Camp Nou.
Namun, karena situai politik Catalunya memanas, jadwal El Clasico ditunda menjadi 18 Desember 2019.
Dilansir dari Marca, Laporta menuding kesalahan ada pada pihak Barcelona.
Pasalnya, pertandingan sengit antara kedua klub raksasa itu bisa saja berlangsung sesuai jadwal karena Real Madrid bersedia untuk tetap bermain.
Sayangnya, Barcelona tidak mengiyakan dan memilih laga El Clasico itu dibatalkan.
"Saya pikir pertandingan ini harus dimainkan (sesuai jadwal), mereka tidak memberikan keadaan luar biasa untuk mengubah tanggal," kata Laporta dikutip Marca.
"(Barcelona) salah karena mereka mengkriminalisasi gerakan dan mengedepankan politik daripada pertandingan sepak bola yang selalu memiliki konotasi politik. Selalu seperti ini," tambah dia.
Menurutnya, soal keamanan seharusnya menjadi hal yang tak perlu diragukan lagi karena laga El Clasico sudah sering terjadi.
"Keselamatan selalu dijamin dalam pertandingan-pertandingan ini," ujar presiden Barcelona dari tahun 2003 hingga 2014 ini.
"Barcelona sudah merencanakan (keamanan) dan Real Madrid tidak keberatan dengan itu," kata dia lagi.
"La Liga memiliki kepentingan politik untuk memperbesar situasi tertentu dan membesar-besarkan apa yang terjadi. Ini adalah cara terburuk untuk melewatinya."
"Barcelona bersalah dalam situasi ini. Orang-orang dikriminalisasi dan ini adalah kesalahan," tutur dia menambahkan.
Selain itu, sebelum diputuskan El Clasico digelar pada 18 Desember, sempat tercetus wacana untuk memindahkan laga Barcelona vs Real Madrid ke Estadio Santiago Bernabeu.
Namun, RFEF terpaksa mencari opsi lain karena Barcelona menolak.
https://bola.kompas.com/read/2019/10/29/12300088/barcelona-dituding-sebabkan-el-clasico-ditunda