Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Formula PSSI Menjaga Prestasi Calon Bintang Timnas Indonesia

KOMPAS.com – PSSI sudah mempersiapkan lima formula agar penampilan para bintang muda Timnas Indonesia tetap kompetitif dan tidak loyo saat menginjak timnas senior.

Banyak dari para penggemar sepak bola Indonesia mempertanyakan kondisi timnas yang berjaya saat masih di level junior tetapi justru anjlok saat masuk level senior.

Sebagai perbandingan adalah laga terbaru. Timnas U-19 Indonesia berhasil mengalahkan China dengan skor meyakinkan 3-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali pada 17 Oktober kemarin.

Namun di tingkat timnas senior, skuad Garuda belum meraih poin sama sekali selama mengarungi babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Praktis, Indonesia saat ini berada di posisi buncit grup tanpa meraih poin. Lebih miris lagi, gawang Indonesia kebobolan 13 gol dan hanya mencetak tiga gol.

Untuk mengatasi kondisi yang bertolak belakang tersebut, PSSI selaku federasi tertinggi sepak bola di Indonesia tengah mempersiapkan program dalam membina bibit muda hingga level senior.

Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, mengatakan sudah merencanakan lima formula yang bakal dilakukan secara bertahap.

Dalam pernyataannya, para pemain muda pertama kali bakal dimasukkan dalam kompetisi berjenjang yang dinamakan Elite Pro Academy (EPA) di mana juga disiapkan program Garuda Select.

"Pertama, para pemain muda ini akan terus ditempa dalam kompetisi berjenjang Elite Pro Academy (EPA) yang telah dirintis oleh klub-klub profesional,” kata Ratu Tisha, Kamis (18/10/2019).

“Di dalamnya juga ada program Garuda Select yang membuka kesempatan pemain untuk mendapatkan pelatihan dan lawan tanding terbaik," tuturnya menambahkan.

Kedua, usai menyelesaikan program Garuda Select, para pemain muda bakal dikirim ke luar luar negeri seperti Inggris dan Italia untuk mendapatkan coaching clinic.

"Kerja sama dengan Football Association (FA) Inggris membuka peluang pemain muda kita bersaing dan bermain di Eropa serta mendapatkan pengalaman berlatih di Eropa," kata Tisha.

Ketiga, PSSI juga menjalin kerja sama dengan Royal Sports Medicine dalam upaya penanganan dan monitoring pemulihan cedera pemain.

PSSI juga mendirikan medical science team sebagai implementasi menjaga bintang-bintang muda untuk tetap fit dan bebas cedera.

Tisha juga menekankan dalam formula keempatnya, sepak bola modern yang perlu didukung dengan sports science dan football science yang memadai.

PSSI sudah menjalin kerja sama dengan universitas dan membuka Tim PSSI Football Science secara terpusat.

"Mulai tahun depan, 18 klub di Liga 1 juga akan diwajibkan punya tim football science-nya masing-masing," kata Tisha.

Formula terakhir adalah meningkatkan kualitas dan profesionalitas staf medis, dokter, fisioterapis, dan ahli gizi di klub serta sekolah sepak bola (SSB) sebagai ujung tombak bibit pemain muda.

"Monitoring pertumbuhan fisik, nutrisi, medis olahraga juga penanganan cedera menjadi faktor krusial untuk menjaga pemain-pemain junior saat ini agar bisa terus bersaing di level senior," kata Tisha mengakhiri.

https://bola.kompas.com/read/2019/10/18/13040098/formula-pssi-menjaga-prestasi-calon-bintang-timnas-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke