Ungkapan tersebut cukup jelas menggambarkan bila sosok yang lebih dikenal dengan nama M.A.W Brouwer itu terkesan dengan keindahan panorama alam yang dimiliki Bumi Pasundan.
Brouwer yang merupakan fenomenolog dan budayawan berkebangsaan Belanda itu telah menghabiskan separuh hidupnya di tanah Priangan. Maka dari itu, apa yang dilontarkan Brouwer bukan sekadar ucap, melainkan juga melibatkan perasaan.
Tidak berlebihan, karena di tanah Pasundan dianugerahi keindahan alam yang luar biasa. Tak heran bila tanah Priangan menjadi salah satu destinasi wisata yang laris dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.
Penyerang Persib Bandung, Kevin van Kippersluis, saat ini pun tengah merasakan hal yang sama dengan Brouwer.
Walau baru sebulan tinggal di Bandung, yang merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat, kesan positif sudah dirasakan mantan pemain SC Cambuur itu.
"Bandung kota yang bagus. Meski sepekan terakhir cuacanya lebih panas dari biasanya, saya senang dengan cuaca di sini. Orang-orang di sini juga sangat ramah," kata Kippersluis.
Tinggal di Bandung, Kippersluis merasa seperti berada di tanah kelahirannya, Belanda.
Maklum, di Bandung masih banyak berdiri kukuh bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Kebanyakan, bangunan tersebut masih bisa dilihat di kawasan Jalan Braga atau kawasan Jalan Asia Afrika.
"Saya melihat ada beberapa hal yang mirip dengan Belanda. Jadi, ya saya merasa sedang pulang ke Belanda," kata dia.
Di Bandung, ada banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata. Duet Ezechiel N'Douassel di lini depan Persib itu mengaku belum memiliki waktu luang untuk menjelajah wilayah Bandung secara keseluruhan.
Akan tetapi, beberapa tempat sudah dikunjungi. Salah satunya adalah Taman Artha yang terletak di kawasan Jalan Kiaracondong. Taman tematik itu baru saja dibuka untuk umum dan sekarang menjadi salah satu tempat wisata favorit warga Bandung.
Kippersluis mengunjungi taman tersebut saat diadakannya festival lampu. Sebenarnya, tidak ada rencana khusus dari Kippersluis untuk datang ke sana.
Secara kebetulan, saat akan pulang usai menyantap makan malam bersama istrinya, Bobbi van Kippersluis, dia melihat keramaian di kawasan tersebut. Istrinya kemudian mengajak untuk mampir di Taman Artha, sembari menghabiskan waktu sebelum pulang.
Kippersluis cukup menikmati suasana di tempat tersebut. Dia juga menceritakan bagaimana hebohnya pengunjung lain ketika dia datang ke sana.
Sebagai pemain Persib, popularitasnya meningkat drastis di Bandung. Ke mana pun dia pergi, pasti akan ada saja Bobotoh yang meminta berswafoto bersama dia. Itu pun terjadi ketika dia mengunjungi Taman Artha.
Akan tetapi, Kippersluis tidak merasa terganggu dengan situasi itu. Dia justru merasakan bagaimana kehangatan dan keramahan orang Bandung saat itu.
Terpenting, dia bisa menyenangkan banyak orang dan bisa menikmati suasana di Taman Artha.
"Ya saya pergi dengan menggunakan motor setelah makan malam. Ketika berkendara pulang, istri saya bicara 'lihat itu', lalu saya membalikkan motor saya dan masuk ke sana," ucapnya.
"Lalu, saya menyimpan helm dan orang-orang pun menghampiri saya," tutur pemain 26 tahun itu.
"Awalnya, hanya ada satu orang yang menghampiri, tetapi kemudian banyak yang datang untuk berfoto bersama. Tidak apa-apa, itu sangat bagus dan senang melihatnya. Kami meluangkan waktu bersama dengan menyenangkan," kata dia.
Dengan pengalaman tersebut, Kippersluis ingin semakin mengakrabkan diri dengan orang-orang di Bandung dan Indonesia. Maka, langkah yang ditempuhnya saat ini adalah belajar bahasa Indonesia.
Menurut dia, sangat penting untuk mempelajari bahasa dari tempat yang ditinggalinya saat ini. Selain mempermudah komunikasi dengan banyak orang, itu juga bisa bermanfaat membantu dalam proses adaptasinya bersama Persib.
Kippersluis mengatakan, sudah ada beberapa kata dari bahasa Indonesia yang dia hafal.
Memang masih sedikit, dan berupa kata dasar yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Kippersluis bertekad untuk terus belajar agar fasih berbicara dengan bahasa Indonesia.
"Saya masih terus belajar. Seperti 'bagus' lalu 'apa kabar' dan 'kiri atau kanan'. Namun, sisanya hal yang berhubungan dengan sepak bola. Saya juga bisa menghitung 'satu, dua, tiga, empat lima' dan masih belajar," kata dia.
"Beberapa pemain juga di sini terus belajar bahasa Inggris karena pelatih juga berbicara bahasa Inggris, tetapi saya tetap mencoba belajar bahasa Indonesia," kata Kippersluis.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/26/22000078/cerita-kippersluis-soal-bandung-dan-kehebohan-di-festival-lampu-kota