Dalam pernyataannya, kelompok ultras itu akan menyanyikan lagu rasialisme jika mereka tidak mendapatkan tiket pertandingan gratis dari klub.
Sebagai langkah antisipasi, pihak Juventus pun akhirnya bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki pemerasan tersebut.
Berdasarkan informasi Football Italia, sebanyak 12 pemimpin kelompok ultras Juventus telah ditangkap atas dugaan konspirasi kriminal, pemerasan, pencucian uang, dan kekerasan.
"Juventus telah dipaksa untuk mematuhi permintaan para ultras," ujar Agnelli kepada jaksa penuntut di Turin.
"Mereka sadar akan kemungkinan konsekuensi negatif dari nyanyian rasial dan perilaku lainnya yang bisa menghasilkan denda, larangan, atau penutupan curva."
Saat proses penangkapan para ultras, ditemukan spanduk bertuliskan "Curva Sud sudah mati" yang kemungkinan dibuat oleh kelompok Drughi.
Drughi sendiri digambarkan oleh wakil jaksa Patrizia Caputo sebagai "organisasi militer".
Disebut Caputo karena Drughi dikenal sebagai kelompok ultras yang memiliki gaya hidup kekerasan.
Insiden ini juga dipicu oleh meningkatnya ketegangan di antara para kelompok suporter.
Sementara itu, menurut ANSA, pertandingan Juventus vs Verona di Allianz Stadium pada akhir pekan nanti bisa ditunda akibat meningkatnya tensi di antara kelompok ultras.
"Pertandingan Sabtu nanti adalah salah satu yang telah menarik perhatian kami," ujar Giuseppe De Matteis selaku komisioner di Turin.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/17/21000038/ultras-juventus-ancam-nyanyikan-lagu-rasialisme-saat-pertandingan