KOMPAS.com - Manchester United akan kembali beraksi di Liga Inggris dengan harapan untuk secepat mungkin beranjak dari peringkat kedelapan klasemen sementara.
Manchester United akan menjamu Leicester City, yang kini menghuni posisi ketiga klasemen sementara Liga Inggris atau Premier League.
Pada laga ini, ketajaman penyerang Manchester United, Marcus Rashford, harus kembali masuk sorotan.
Walau masih berusia 21 tahun, Rashford telah banyak makan asam garam setelah pertama menembus tim utama Setan Merah pada musim 2015-2016.
Pengalaman itu membuatnya salah satu sosok tumpuan di kamar ganti Man United yang mengedepankan darah muda di bawah pelatih Ole Gunnar Solskjaer.
Musim ini, Rashford memang telah membukukan dua gol dari hanya empat pertandingan Premier League.
Akan tetapi, penyerang muda tersebut hanya mencetak 1 gol non penalti dari 14 penampilan terakhirnya bersama Setan Merah.
Sebiji gol dari open play tersebut datang kala ia mencatatkan gol keduanya kontra Chelsea, pada laga perdana musim.
Tentu, produktivitas gol tersebut jauh dari memuaskan bagi pemain yang musim lalu berhasil menceploskan 10 gol dari 33 penampilan di Inggris, tersuburnya sejak meledak ke tim utama Manchester United.
Kritik pun telah datang, terutama dari mantan striker Liverpool dan Manchester United, Michael Owen.
"Marcus Rashford adalah pemain serba biasa. Ia punya sentuhan bagus dan skill menyeluruh yang tak pernah saya punya, tetapi ia tak punya insting membunuh seperti yang saya miliki," tuturnya, seperti dikutip dari Metro.
"Pemain-pemain seperti Robbie Fowler, Sergio Aguero, atau Harry Kane - mereka adalah orang-orang yang terobsesi untuk mencetak gol. Saya pikir ia tak terobsesi dengan gol."
Manchester Evening News bahkan telah menulis kalau tempat Marcus Rashford di lini depan Man United bisa tergeser jika ia tak kunjung memperbaiki performa.
Pemain anyar, Daniel James, sejauh ini berhasil mengamankan tempat utama seiring gol-gol yang ia cetak melawan Chelsea, Crystal Palace, dan Southampton.
Menariknya, permainan terbaik pemain muda asal Wales itu datang dari kiri penyerangan yang selama ini menjadi posisi favorit Marcus Rashford.
Gol-gol James kontra Crystal Palace dan Southampton datang dari sektor tersebut.
Sementara, Rashford mengatakan pada pramusim bahwa ia bukan penyerang ujung tombak, posisi yang kini hanya dihuni oleh Anthony Martial.
"Saya tak pernah membidik jadi seorang 'nomor 9'. Semua tentang kemampuan beradaptasi dan bermain di beberapa posisi berbeda agar menjadi penyerang maut," tuturnya pada musim panas ini.
"Saya pikir saya bisa mencetak gol dari semua posisi dan menurut saya, semua penyerang di Manchester United bisa melakukan itu."
Bisa diperdebatkan kalau Anthony Martial akan menghuni pos sebagai penyerang pucuk apabila fit.
Apalagi, sang penyerang asal Perancis menemukan kembali ketajamannya setelah mengenakan nomor punggung 9 yang sempat hilang selama beberapa tahun terakhir.
Alhasil, tempat yang tersisa bagi Marcus Rashford adalah sektor kanan penyerangan dan posisi di belakang striker, dua slot yang membuat sang pemain kurang nyaman di lapangan.
Menurut dataTransfermarkt, Marcus Rashford telah bermain 17 kali di sayap kanan dan hanya tiga kali di posisi belakang striker sepanjang kariernya bersama Man United walau ia mengoleksi lebih dari 174 laga bersama Setan Merah.
Dari 20 laga tersebut, Marcus Rashford hanya bisa mencatatkan 1 gol.
Tentu, catatan ini sangatlah jauh dari ideal bagi perkembangan sang pemain ke depannya.
Belum lagi, Manchester United memiliki berlian belum diasah yang bisa menjadi penghuni sektor kanan penyerangan Manchester United dalam bertahun-taun ke depan, Mason Grreenwood.
Dua gol Mason Greenwood pada pramusim datang dari sektor kanan penyerangan.
Sementara, pada laga kontra Southampton, ia hampir mencetak gol dengan tembakan brilian setelah melakukan step over yang masih bisa ditahan kiper lawan.
Thus, Marcus Rashford harus bisa bermain dengan kapasitas 110 persen apabila ingin terus menjadi starter bagi tim kota kelahirannya tersebut.
Lengah sedikit, sang pemain bisa jadi degradasi ke bangku cadangan. Padahal, apabila fit, Rashford hampir pasti menjadi starter bagi Manchester United dalam tiga musim terakhir.
Pada tiga musim terakhir, ia masing-masing mengoleksi 47, 52, dan 53 laga di semua kompetisi terakhir bersama Man United.
Setidaknya, ada catatan emas jelang pertemuan kontra Leicester City pada akhir pekan.
Rashford senang membobol gawang Sang Rubah.
Menurut catatan Opta, Marcus Rashford mencetak gol dalam setiap pertemuan menghadapi Leicester selama tiga musim terakhir.
Catatan bagus untuk mematahkan peruntungan buruknya depan gawang akhir-akhir ini.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/12/21200078/man-united-vs-leicester-pertanyaan-ketajaman-marcus-rashford