KOMPAS.com - Mantan kapten Persib Bandung, Atep, menerima kartu merah pada laga Liga 2 2019 Mitra Kukar vs Persewar Waropen yang berakhir ricuh.
Belum selesai soal kerusuhan suporter Persik Kediri vs PSIM Yogyakarta, kompetisi Liga 2 2019 kembali diwarnai kericuhan.
Kericuhan terbaru terjadi pada laga Mitra Kukar vs Persewar Waropen, di Stadion Rondong Demang Tenggarong, Jumat (6/9/2019).
Dilansir dari laman Tribun Kaltim, Sabtu (7/9/2019), seusai wasit meniupkan peluit panjang tanda laga berakhir, Pelatih Persewar Waropen tampak protes dan menghampiri hakim garis.
Sang pelatih sampai melakukan tindakan fisik dengan melakukan pemukulan terhadap hakim garis tepat diwajahnya.
Hakim garis pun tersungkur kesakitan usai dipukul pelatih Persewar.
Aksi pelatih Persewar itu diikuti oleh salah satu anak didiknya.
Hal tersebut memancing emosi pendukung Mitra Kukar yang berada di tribun VIP hingga turun kelapangan dan pemain Mitra Kukar lainnya.
Beruntung, aparat keamanan bergerak cepat, mengamankan hakim garis dan melerai seluruh pertengkaran di lapangan.
Pelatih Mitra Kukar, Rafael Berges Marin, pun ikut ambil bagian melerai pemainnya.
Usai laga, tim Persewar langsung bergegas meninggalkan stadion dan masuk kedalam bus dengan pengamanan aparat kepolisian.
Laga Mitra Kukar vs Persewar memang berlangsung panas sejak awal.
Puncaknya terjadi pada masa injury time babak kedua.
Panasnya laga membuat wasit mengeluarkan satu kartu merah untuk kapten Mitra Kukar, Atep.
Mantan pemain Persib Bandung diusir ke luar lapangan lantaran terlibat perselisihan dengan salah satu pemain Persewar.
Mitra Kukar akhirnya keluar sebagai pemenang seusai M. Rafly mencetak gol semata wayang dalam pertandingan tersebut pada menit ke-90+3.
Laga tersebut menjadi hattrick kemenangan mereka.
Rafael Berges Marin, pelatih Mitra Kukar, usai laga mengatakan sangat bersyukur anak asuhnya bisa kembali dapatkan 3 poin kandang usai berlaga sengit dengan Persewar Waropen.
Laga ini sangat sulit apalagi pemain banyak cedera dan kelelahan, karena jadwal padat.
"Kita sempat kesulihan dibabak pertama, namun kita berhasil dimenit akhir. Kita layak untuk 3 poin. Banyak evaluasi, tapi kita sangat bersyukur bisa menang," ujarnya.
Mengenai kartu merah yang diterima Atep, Rafa sapaan pelatih asal Spanyol itu, mengatakan cukup merugikan tim. Ia menilai Atep sedikit emosional di lapangan.
Namun, tetap apa yang terjadi hari ini akan menjadi bahan evaluasi mereka untuk menatap selanjutnya.
"Ya Atep kartu merah, dia bermain dengan emosional, ini cukup merugikan tim," katanya.
Mengenai tiga kemenangan berturut-turut, Rafa tidak ingin berbicara banyak.
Baginya level semua tim di Liga 2 setara, dan ia masih harus memikirkan bagaimana menang untuk laga selanjutnya.
Namun, Rafa cukup mengkritik bagaimana timnya bermain di Stadion Rondong Demang, menurutnya tidak lebih baik ketika mereka bermain di Stadion Aji Imbut.
"Tidak tidak, kita tidak berbicara Liga 1, kita masih harus menatap laga selanjutnya, Liga 2 2019 tim setara, dan patut kita waspadai," ujar Rafael.
"Saya menilai pemain menjadi tidak bagus, mulai dari kontrol bola, dan bola pun lari kemana-mana. Berbeda saat berkandang di Aji Imbut. Saya rasa kita perlu kerja keras di sini," jelasnya.
Sementara itu, sang pencetak gol kemenangan untuk Mitra Kukar, M. Rafly mengungkapkan rasa syukurnya usai 'pecah telur' dalam laga sore itu.
Rafly pun berharap timnya tetap konsisten hingga akhir musim 2019 ini.
"Alhamdulillah bisa raih poin penuh dan pecah telor. semoga kondisi tim yang sedang bagus ini bisa berlanjut," serunya.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/07/07000038/eks-pangeran-persib-kartu-merah-laga-liga-2-berakhir-ricuh