Pemain asal Belanda itu sudah dua hari absen latihan lantaran mengalami masalah pencernaan.
Dokter tim Persib, Rafy Ghani, membenarkan hal tersebut.
Diakui Rafy, Kuipers mengalami diare, yang membuatnya absen dalam sesi latihan Persib.
Akan tetapi, sakit yang dialami Kuipers tak tergolong penyakit parah. Diakui Rafy, kondisi pemain 26 tahun itu saat ini sudah membaik dari sebelumnya.
Hanya, karena selama sakit, asupan makanannya sedikit, jadi kondisinya kebugarannya belum fit 100 persen. Hal tersebut yang membuat Kuipers belum bisa berlatih bersama Persib.
"Jadi, kemarin pada saat mau latihan pagi dia menghubungi saya katanya ada sedikit gangguan pencernaan dan kemarin pagi pun saya periksa dan saya kasih obat. Bukan kondisi yang parah sebenarnya," kata Rafy.
"Hari ini perkembangannya membaik cuma belum 100 persen jadi mudah-mudahan besok baru bisa gabung dan latihan sama yang lain," kata dia.
Rafy melanjutkan, masalah pencernaan yang dialami Kuipers disebabkan beberapa faktor.
Salah satunya, dia belum terbiasa dengan makanan Indonesia. Maklum, bagi Kuipers, ini merupakan pengalaman pertamanya berkarier dan tinggal di Indonesia.
Dia merupakan rekrutan anyar Persib pada jendela transfer tengah musim 2019.
"Penyebabnya, kelihatannya dia ada sedikit diare, kemungkinan dia masih adaptasi atau ada asupan makanan yang enggak bagus untuk dirinya. Bisa juga karena belum cocok dengan makanan Indonesia," kata dia.
Dengan kondisinya yang semakin membaik, Rafy menegaskan Kuipers sudah bisa kembali berlatih dalam sesi latihan Persib pada Sabtu (7/9/2019).
Menyoal porsi latihan, Rafy belum bisa banyak berkomentar. Menurut dia, itu merupakan ranah Yaya Sunarya sebagai pelatih fisik Persib.
"Besok mudah-mudahan bisa gabung. Namun, kalau untuk porsi latihan, kita lihat kan sekarang saya belum lihat keadaan umum Nick, besok kami lihat. Kalau memang ini (belum prima) nanti ada pelatih fisik, Pak Yaya yang menentukan, dia gabung atau latihan terpisah," tutur Rafy.
https://bola.kompas.com/read/2019/09/06/21200098/belum-cocok-dengan-makanan-indonesia-nick-kuipers-alami-diare