Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pedro Menjelma Jadi Pemain Kunci Chelsea di Sistem Frank Lampard

KOMPAS.com - Frank Lampard melewati laga keduanya sebagai pelatih Chelsea dengan kekalahan pada laga Piala Super Eropa 2019 kontra Liverpool, Rabu (14/8/2019).

Chelsea harus tumbang pada babak adu penalti setelah bermain 2-2 kontra Liverpool selama 120 menit.

Penyerang Tammy Abraham jadi tumbal setelah gagal menuntaskan tugasnya sebagai algojo penalti kelima The Blues.

Hasil ini datang menyusul kekalahan 0-4 saat bertandang ke Manchester United pada pekan pertama Liga Inggris sehingga start Frank Lampard melatih klub lamanya jauh dari ideal.

Kendati demikian, tak semua hal murung dan sendu bagi mantan anak emas sepak bola Inggris tersebut.

Pemain sayap asal Spanyol, Pedro, menunjukkan grafis permainan menjanjikan yang membuatnya bisa jadi andalan Chelsea musim ini.

Pedro adalah salah satu pemain yang bisa pulang dari dua kekalahan Chelsea tersebut dengan kepala tegak.

Walau timnya terkapar di Old Trafford, mantan pemain Barcelona itu mencatatkan lima operan kunci dan empat tembakan.

Tidak ada pemain Chelsea lain yang melepas operan di sepertiga akhir serangan sebanyak Pedro (19).

Saat menghadapi Liverpool, Pedro juga bermain trengginas.

Kali ini, ia bermain di sektor kanan formasi 4-3-3 bersama dengan Olivier Giroud dan pemain baru, Christian Pulisic.

Pedro menciptakan lima kesempatan mencetak gol di Istanbul serta melepas empat tembakan ke gawang.

Salah satu usahanya bahkan mengenai mistar.

Luar biasanya, pemain berusia 32 tahun ini mencatatkan 96 persen operan sukses walau bermain selama 120 menit.

Menarik bagaimana Frank Lampard akan menghadapi partai kandang pertamanya sebagai pelatih Chelsea, yakni kala menjamu Leicester City pada Minggu (18/8/2019).

Penampilan Pedro dan juga pemain baru Christian Pulisic kontra Liverpool mungkin membuat Lampard mempertahankan formasi 4-3-3 yang jarang ia gunakan selama pramusim.

Pulisic merupakan pemain lain yang memesona di formasi 4-3-3 tersebut.

Hal ini diakui oleh Frank Lampard sendiri. "Ia adalah pembelian besar kami tetapi Anda harus ingat kalau usianya baru 20 tahun," ujar mantan gelandang Chelsea tersebut kepada Sky Sports.

"Ia baru merasakan liga ini dan langsung melawan Liverpool, salah satu tim paling intens di dunia sepak bola. Namun, Anda bisa melihat rasa percaya dirinya setelah ia masuk ke permainan. Banyak hal bagus yang akan ia bawa ke klub ini," lanjut Lampard.

Seiring meningkatnya permainan Pulisic di sektor kiri penyerangan, Pedro bisa jadi akan menghuni secara eksklusif sektor kanan penyerangan Chelsea seperti musim lalu.

Pada musim 2018-2019, heatmap Pedro menunjukkan kalau ia hanya beroperasi di sektor kanan lini depan Chelsea. Hal ini berbeda dari musim sebelumnya di mana ia dipergunakan di berbagai posisi ofensif.

Kepindahan tersebut membawa dampak positif dengan ia mencetak lebih banyak gol pada 2018-2019 (8 gol) ketimbang 2017-2018 (4).

Musim lalu, Pedro juga lebih percaya diri dengan bola di kakinya. Hal ini terlihat dari 73,3 persen dribel sukses sang bemain berbanding 64,7 persen dari musim sebelumnya.

Pedro juga mencatatkan lebih banyak sentuhan di kotak penalti pada 2018-2019 (113) ketimbang musim sebelumnya (58).

https://bola.kompas.com/read/2019/08/17/08200038/pedro-menjelma-jadi-pemain-kunci-chelsea-di-sistem-frank-lampard

Terkini Lainnya

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Kata Indra Sjafri soal Label Pemain Keturunan di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Prediksi Ranking FIFA: Indonesia Salip Malaysia, Naik Peringkat Ke-135

Timnas Indonesia
Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Jadwal Spain Masters 2024, Indonesia Pastikan Wakil di Perempat Final

Badminton
Kalahkan Arema FC, Bajul Ijo Langsung Penuhi Janji Jalan Kaki 1,5 Km

Kalahkan Arema FC, Bajul Ijo Langsung Penuhi Janji Jalan Kaki 1,5 Km

Liga Indonesia
Ronaldo Marah ke Wasit Setelah Portugal Kalah

Ronaldo Marah ke Wasit Setelah Portugal Kalah

Internasional
Dampak Program Naturalisasi bagi Level Persaingan Timnas Indonesia

Dampak Program Naturalisasi bagi Level Persaingan Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke