KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) sedang melakukan upaya untuk membebaskan Lionel Messi dari hukuman.
Seperti yang diketahui, megabintang Barcelona itu dihadiahi kartu merah saat melakoni laga perebutan tempat ketiga Copa America 2019 melawan Cile.
Dalam laga yang dimenangi Argentina dengan skor 2-1 itu, Messi terlibat kontak fisik dengan gelandang Cile, Gary Medel.
Akibatnya, Messi dan Medel diusir ke luar lapangan oleh wasit.
Mengetahui kaptennya sedang "kesulitan", AFA pun tidak tinggal diam.
Dilansir BolaSport.com dari La Nacion, mereka telah mengajukan permohonan kepada Komite Disiplin Conmebol agar mencabut hukuman kartu merah Messi.
Dalam dokumen yang dikirimkan, AFA menyebut tindakan Messi tidak seharusnya berbuah kartu merah, melainkan hanya kuning.
AFA juga mempermasalahkan wasit Mario Diaz de Vivar lantaran mengambil keputusan tanpa memantau Video Assistant Referee (VAR) lebih dulu.
Bagi Messi sendiri, ini menjadi kartu merah kedua di sepanjang kariernya.
Kali pertama Si Kutu diusir pengadil lapangan adalah saat Argentina menjajal kekuatan Hungaria dalam laga persahabatan, 17 Agustus 2005.
Partai tersebut sekaligus menjadi debut Messi bareng tim senior Albiceleste.
Kendati demikian, Messi justru diganjar penghargaan diganjar penghargaan Balon Educativo de Scholas oleh Paus Fransiskus.
Dia dianggap sebagai tokoh yang berpengaruh dalam dunia sepak bola, pada Jumat (12/7/2019).
Penghargaan itu diberikan Yayasan Paus Fransiskus Scholas Occurentes selepas ajang Copa America 2019 rampung digelar.
Messi dinilai pantas menerima penghargaan tersebut karena mampu menjaga nilai-nilai positif dalam sepak bola.
Nilai-nilai yang dimaksud di sini adalah kerja keras, solidaritas, kejujuran, identitas, ketahanan, rasa hormat, dan kerja sama tim di sepanjang perhelatan Copa America 2019.
Kapten timnas Argentina ini memperoleh 34,28 persen suara mengungguli tiga kandidat lainnya, yakni gelandang Peru, Edison Flores (15,56 persen), kiper Peru, Pedro Gallese (11,28 persen), dan kapten timnas Brasil, Dani Alves (10,5 persen).
Suara tersebut berasal dari pemuda jejaring Yayasan Scholas di dunia dan pemungutan suaranya telah dimulai pada 1 Juni 2019 melalui akun resmi media sosial yayasan ini. (Ade Jayadireja)
https://bola.kompas.com/read/2019/07/17/10410048/argentina-minta-conmebol-cabut-kartu-merah-messi
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan