Andrea Pirlo Laporkan Penipu yang Mirip Dirinya

KOMPAS.com - Memiliki nama besar sebagai legenda sepak bola Italia ternyata juga membuat Andrea Pirlo terkadang berada dalam situasi tidak menyenangkan.

Salah satu hal tidak menyenangkan yang dirasakan Pirlo adalah saat ada seorang penipu melakukan kejahatan dengan menyamar sebagai dirinya.

Penipu bernama Alessandro Palazzolo itu berpenampilan seperti Pirlo dan melakukan penipuan di sejumlah toko di Italia.

Tak terima atas kejadian tersebut, Pirlo pun mengajukan gugatan hukum kepada si penipu. 

Pihak kepolisian pun mengakui bahwa Palazzolo memang mirip dengan mantan pemain Inter Milan, AC Milan, dan Juventus, meskipun tidak identik.

"Palazzolo punya perawakan rambut panjang dan brewok mirip dengan Pirlo, tetapi hanya itulah kemiripannya," kata kepala kepolisian Turin dari unit Digos, Carlo Ambra, dikutip BolaSport.com dari Guardian.

"Akan tetapi, ia sukses membangun hubungan dengan pengusaha setempat via sambungan telepon, meniru aksen Pirlo."

Polisi menemukan Palazzolo mengunakan taktik tersebut di Turin, Brescia, dan Naples pada beberapa toko.

Ia berpura-pura menjadi Pirlo lalu meminta pemilik toko untuk memberikan diskon dan barang secara gratis.

Pirlo telah diberikan lima laporan kasus bahwa sang penipu sudah membeli beberapa barang bagus termasuk sejumlah pakaian bernilai ribuan euro.

Palazzolo juga melakukan penipuan pada dokter pribadi Pirlo untuk mendapatkan tes medis.

Penipuan pria dari Valenza itu sudah ia lakukan selama dua tahun dan dia tidak sendirian dalam melancarkan aksinya.

"Ia membuat cerita mengenai sekitar Pirlo, membicarakan anak-anaknya dan lainnya," lanjut Ambra.

"Ia kemudian mulai memesan barang-barang kecil, di mana asistennya akan mengambilnya dan membayar. Lalu ia memesan barang yang mahal di toko tanpa membayarnya."

"Pada saat yang sama, ia sukses membangun kepercayaandirinya dengan menganggap ia benar-benar seorang Pirlo."

Kini Palazzolo sudah diamankan kepolisian setelah sebelumnya yang berwenang melakukan pelacakan lewat sambungan telepon dan mengidentifikasi berbagai testimoni dari para korban. (Dimas Wahyu Indrajaya)