Praveen/Melati hanya menjadi runner-up New Zealand Open 2019 setelah dikalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dengan skor 14-21, 21-16, 27-29.
Menurut Richard, Praveen/Melati seharusnya bisa menyegel gelar juara karena sudah dalam keadaan unggul pada pengujung gim ketiga.
"Dari laporan asisten saya, Praveen/Melati saat gim ketiga sedang dalam posisi unggul 17-13," ujar Richard kepada Kompas.com.
"Akan tetapi, mereka kemudian kendor dan lengah, sehingga membuat lawan jadi percaya diri lagi. Padahal peluang juara sangat besar," tutur dia melanjutkan.
Persoalan hilang fokus pada masa akhir gim juga pernah dialami Praveen/Melati, tepatnya pada semifinal All England Open 2019 melawan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China).
Mereka sudah unggul 20-17 pada gim kedua dan nyaris memastikan tiket ke final lewat kemenangan straight game.
Akan tetapi, Praveen/Melati gagal menjaga ritme permainan dan akhirnya kalah 20-22. Saat gim penentuan, mereka sudah kehilangan kepercayaan diri hingga kalah 13-21.
"Pastinya ini menjadi PR (pekerjaan rumah) buat saya. Tetap saya akan cari solusinya. Saya yakin proses bisa membuat mereka lebih baik," ucap Richard soal Praveen/Melati.
Saat ini, Praveen/Melati menduduki peringkat kesembilan dunia, dan belum pernah meraih gelar juara sejak mereka dipasangkan pada tahun 2018.
https://bola.kompas.com/read/2019/05/05/18300078/new-zealand-open-2019-pelatih-soroti-kelengahan-praveen-melati