Son Heung-min Vs Man City, Kombo Cristiano Ronaldo dan Thierry Henry

KOMPAS.com - Penyerang Tottenham, Son Heung-min, kembali menunjukkan bahwa ia layak disebut sebagai pemain level elite dengan performa trengginasnya saat Spurs melewati adangan Manchester City di leg kedua perempat final Liga Champions, Kamis (19/4/2019) dini hari WIB.

Son Heung-min mencetak dua gol indah dari dua tembakan pertama yang ia lepas ke gawang Manchester City di Stadion Etihad.

Gol-gol ini membantu Spurs lolos ke semifinal Liga Champions untuk kali pertamanya sejak 1961-1962 berkat keunggulan gol tandang walaupun Son cs menelan kekalahan 3-4 di partai  tersebut.

Performa Son pada dua laga kontra Manchester City memang impresif.

Sebelum ini, gol tunggal Son memastikan Spurs memenangi partai pertama di Stadion Tottenham Hotspur.

Ketajaman Son di dua laga knock-out ini ibarat Cristiano Ronaldo.

Megabintang asal Portugal itu kerap menjadi pahlawan bagi Manchester United, Real Madrid, dan Juventus lewat gol-gol penting di fase akhir kompetisi terakbar Eropa.

Cristiano Ronaldo mencetak 65 gol di babak knock out Liga Champions saja.

Son mungkin belum mencapai ketinggian seperti Cristiano Ronaldo, tetapi sang bomber asal Korea Selatan itu sudah mencatatkan prestasi sebagai pemain Asia dengan gol terbanyak (12) sepanjang sejarah Liga Champions.

Selain gol-golnya, ia juga menunjukkan disiplin dan komitmen tinggi dalam membantu pertahanan.

Son bergeser dari posisinya sebagai tandem Lucas Moura di lini depan menjadi pemain sayap kiri setelah Moussa Sissoko cedera menjelang akhir babak pertama.

Ia tampil solid dalam laga antarklub Eropa ke-50 sepanjang karier sang pemain. Son membantu rekan-rekannya menghadapi gempuran pasukan Pep Guardiola.

Kontribusi bertahan pemain kelahiran Chuncheon di bagian utara Korea Selatan tersebut terpampang dengan ia melakukan lima kali ball recoveries dan memenangi empat tekel.

Performa bertahan Spurs ini mengingatkan kita terhadap aksi-aksi Thierry Henry yang kerap memainkan peran defensive forward bersama Arsenal pada dekade silam.

"Henry jarang melakukan sentuhan buruk, tetapi ketika ia salah mengoper, pemain asal Prancis itu menjadikannya misi pribadi untuk mendapatkan bola kembali," tulis pengamat sepak bola, Michael Cox, di ESPN beberapa tahun silam.

"Ia kerap menekan bek-bek lawan hingga bola kembali ke penguasaan Arsenal. Aksinya sangatlah spektakuler," lanjut Cox.

Performa Son juga bisa disamakan dengan Luis Suarez bagi Liverpool sepanjang 2013-2014. "Suarez menunjukkan kegarangan tanpa bola yang sehebat dengan dribel-dribelnya melewati lawan," tulis Cox juga.

Lain lagi, kontribusi Son juga tak selalu menekan lawan. Ia bisa bermain lebih ke dalam dan menghalangi lawan dari menguasai bola dengan bermain rapat bersama pemain Spurs di lini tengah.

Dalam hal ini, peran Son bisa disamakan dengan Diego Costa dan David Villa di Atletico Madrid saat mereka menjuarai Liga Spanyol 2013-2014.

Musim ini Son telah menjadi deputi sempurna bagi Harry Kane.

Son mencetak gol dalam lima dari enam laga terakhir di mana Harry Kane tak main, termasuk saat menghadapi Manchester City pada leg pertama ketika kapten timnas Inggris itu harus meninggalkan lapangan terlebih dulu karena cedera.

Selama tiga musim terakhir, Son telah mencetak 59 gol, lebih banyak dari Raheem Sterling (54), Eden Hazard (53), dan Sadio Mane (55).

Padahal, dalam setahun terakhir, Son melenggang ke Piala Dunia, Piala Asia, dan Asian Games.

Menurut studi Nielsen, ia juga menjadi atlet Asia paling populer dengan 1,98 juta follower di media sosial melewati mantan pemain Manchester United, Shinji Kagawa.

"Popularitas Son di Korsel melebihi kategori sepak bola atau olahraga," ujar Lee Sungmo, seorang jurnalis Korsel, kepada CNN.

"Di seluruh negeri kami, kebanyakan orang tahu siapa itu Son dan mereka bangga sang pemain menjalani musim impresif di Eropa."