Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesulitan Tingkatkan Ketahanan Fisik Ganda Putri, Ini Komentar Eng Hian

Eng hian mengatakan bahwa pemain Jepang memiliki kondisi fisik yang prima.

Berbanding terbalik dengan kondisi fisik ganda putri Indonesia. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Eng Hian saat turnamen Indonesia Masters 2019, Jumat (25/1/2019).

Ketika ditemui di PP PBSI, Selasa (16/4/2019), menurut Eng Hian tidak hanya pemain Jepang saja, pemain asal China dan Korea Selatan juga memiliki ketahanan fisik yang lebih baik dari pemain putri Indonesia.

Meskipun begitu, Eng Hian mengaku bahwa ada peningkatan dari ganda putri Indonesia terkait kondisi dan ketahanan fisik.

"Tentunya peningkatan ada. Ke sininya kita evaluasi. Kenapa pemain Jepang sering kalah sama Korea Selatan dan China? Saya lihat pertama jelas dari powernya, speed, dan muscle endurancenya. Dua negara itu (power dan speed) sudah bawaan (sejak kecil)", ujar Eng Hian saat ditemui Kompas.com di PP PBSI Cipayung.

"Tapi yang lebih saya lihat cara pola mainnya. Korea Selatan dan China ini tidak mau ngikutin pola main Jepang", lanjutnya.

Berbeda dengan pemain putri Indonesia, pemain putri Jepang, China, dan Korea Selatan sudah diasah sejak dini perihal power dan speed di klub masing-masing.

Eng Hian mengatakan jika setelah masuk ke pelatnas, maka pemain dari tiga negara tersebut hanya berlatih bagaimana menerapkan pola permainan yang baik di lapangan.

"Tapi pemain kita emang dari kecil hanya dilatih permainan skill, tidak dibina speed dan powernya dari klub. Ini yang kita agak keteteran. Kalau tiga negara tadi, speed, power, dan muscle endurancenya dibentuk waktu di klub. Jadi, ketika di lapangan tinggal pembentukan pola permainan saja", ucap Eng Hian lagi.

Berbicara ganda putri di level atas seperti Greysia Polii dkk, Eng Hian mengatakan jika sudah tidak ada waktu lagi untuk meningkatkan speed dan power.

Maka dari itu, Eng Hian dan tim hanya melengkapi pola permainan tim ganda putri supaya tidak tertinggal juga dari ganda putri dunia lainnya.

Pelatihan dasar seperti speed, power, dan muscle endurance menurut Eng Hian harus dibina di klub masing-masing.

Namun, klub bulu tangkis di Indonesia juga sudah fokus kepada turnamen lokal. Salah satunya adalah PB Djarum.

Eng Hian mengatakan bahwa klub seperti PB DJarum juga berpatokan dengan turnamen nasional yang memberikan poin untuk persaingan masuk ke pelatnas.

Alasan tersebut yang melatarbelakangi Eng Hian untuk terus merombak pemain dan mencari pasangan yang terbaik.

"Kalau dibilang keteteran (meningkatkan speed dan power) iya. Karena semua dilimpahin ke pelatnas. Tapi sekarang kita coba mencari mana yang punya potensi, mana yang punya bakat. Itu alasan saya bongkar-bongkar terus. Mungkin dibilang ini pelatih gila, gak punya pendirian", ujar Eng Hian.

"Tapi kalau saya mengandalkan satu pasangan untuk saya bina terus dengan kondisi fisik seperti ini. Nggak bisa buat saya, belum kondisi non teknis mereka", lanjutnya.

Eng Hian mengaku jika dengan sistem PBSI yang ada yaitu evaluasi 4 tahun sekali, ia agak kesulitan membuat satu sampai dua pasangan tetap untuk jangka waktu yang panjang. Ia juga menyetuji bahwa PBSI harus lebih tegas kepada klub terkait pembinaan kondisi fisik atlet sejak masih muda.

"Saya lebih cenderung seperti itu. Tapi sekarang yang ada ya saya jalani. Saya cari yang punya potensi dan skill lebih, itu yang saya gabungin. Yang enggak, ya nanti dulu deh. Soalnya menggabungkan pasangan untuk jangka waktu yang lama dengan sistem yang ada agak susah", ujar Eng Hian.

https://bola.kompas.com/read/2019/04/18/19000058/kesulitan-tingkatkan-ketahanan-fisik-ganda-putri-ini-komentar-eng-hian-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke