KOMPAS.com - Ibu Adrien Rabiot, Veronique, mengeluhkan perlakuan Paris Saint-Germain (PSG) terhadap putranya.
Veronique menyebut bahwa PSG membuat pemain berusia 23 tahun itu seperti tahanan setelah menolak memperpanjang kontrak.
Setelah menolak perpanjangan kontrak, Rabiot dapat hengkang dari PSG dengan status bebas transfer pada akhir musim 2018-2019. Beberapa klub papan atas Eropa, seperti Barcelona, Juventus, dan Liverpool, dikabarkan siap menampung Rabiot saat kontraknya berakhir.
Akan tetapi, pemain yang pernah membela tim nasional Perancis itu justru terjebak dalam situasi tidak mengenakkan di PSG.
Rabiot tidak diizinkan berlatih berlatih bersama tim utama PSG dan tak diberi kesempatan tampil sejak Desember 2018.
Kondisi ini membuat Veronique yang juga merangkap sebagai agen Adrien Rabiot mengeluhkan perlakuan PSG.
Menurutnya, perlakuan PSG kepada putranya telah menyalahi sisi kemanusiaan.
"Saya tak ingin menangis soal itu, atau bakal melemahkan Adrien, tapi saya harus mengatakan bahwa dia sedang tidak baik," ucap Veronique.
"Mereka telah menyerang sisi kemanusiaan dari sang pemain. kami mencoba bersikap sederhana. Saya hanya ingin mengatakan bahwa ia [Rabiot] merasa buruk tentang semua yang terjadi."
"Adrien adalah tahanan, ia disandera oleh PSG, lingkungannya sangat kejam," tutur Veronique menambahkan.
Adrien Rabiot adalah pemain didikan akademi sepak bola PSG.
Rabiot kali terakhir bermain bersama PSG melawan SM Caen di Liga Perancis pada (8/12/2018). (Henrikus Ezra Rahardi)
https://bola.kompas.com/read/2019/03/20/12430098/adrien-rabiot-diperlakukan-seperti-tahanan-di-psg