KOMPAS.com - Sepanjang kalendar 2018, sepak bola nasional melahirkan banyak peristiwa penting. Kegagalan timnas Indonesia di berbagai jenjang umur, drama Liga 1, hingga isu pengaturan skor kompetisi menjadi tiga topik penting pada 2018.
Rentetan peristiwa itu membuat PSSI pimpinan Edy Rahmayadi menjadi sorotan. Sepanjang tahun ini, publik kerap mengkritik PSSI entah itu di stadion, dunia maya, maupun acara talk show televisi. Tagar #EdyOut bahkan sempat menjadi trending di Indonesia.
Untuk diketahui, per Desember 2018, Indonesia menempati peringkat ke-159 FIFA. Untuk peringkat AFC, Indonesia berada di urutan keenam Asia Tenggara dan peringkat ke-25 di Asia.
Berikut Kompas.com merangkum peristiwa penting sepak bola nasional sepanjang tahun 2018:
Liga 1 2018, Kompetisi Molor, Kematian Suporter, dan Penantian Persija Jakarta setelah 17 Tahun
- Laga Pembuka, 23 Maret 2018
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) itu berakhir imbang tanpa gol.
- Persib Bandung juara paruh musim, 26 Juli 2018
Sempat tertatih di awal musim, Persib Bandung baru menunjukkan konsistensi ketika masuk pekan ketujuh.
Persib sukses menjadi juara paruh musim dengan koleksi 29 poin dari 17 laga pada Kamis (26/7/2018). Saat itu, Persib hanya unggul satu angka dari Barito Putera dan PSM Makassar di bawahnya.
Sebelum mencapai paruh musim, Liga 1 sempat dua kali dihentikan selama hampir dua bulan karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri dan Asian Games 2018
- Kompetisi dihentikan karena meninggalnya suporter, 25 September 2018
PSSI resmi menghentikan Liga 1 2018 sampai waktu yang tidak ditentukan pada Selasa (25/9/2018). Keputusan ini diambil setelah satu suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, tewas dikeroyok oknum suporter.
Kejadian naas itu terjadi jelang laga pekan ke-23 yang mempertemukan Persib Bandung versus Persija di Stadion Gelora Bandung Luatan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018).
Sebelum PSSI resmi mengambil keputusan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, terlebih dahulu meminta kompetisi diberhentikan selama dua pekan.
Setelah lebih dari satu pekan, PSSI akhirnya resmi mencabut status penghentian sementara Liga 1 pada Senin (1/10/2018). Kompetisi kembali bergulir pada Jumat (5/10/2018) dengan memainkan pekan ke-24.
Keputusan ini diambil setelah 18 tim peserta Liga 1 mendesak PSSI untuk segera mencabut penghentian kompetisi karena sangat merugikan klub.
- Persib keluar dari persaingan juara, 26 November 2018
Hal ini tidak lepas dari merosotnya penampilan Persib seusai mendapat sanksi dari Komisi Disiplin PSSI terkait laga melawan Persija.
Menyisakan dua laga sisa, gelar juara Liga 1 diperebutkan oleh Persija dan PSM.
- Lewati drama akhir Musim, Persija akhiri puasa 17 tahun di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 9 Desember 2018
Dramatis, itulah kata yang menggambarkan persaiangan juara Liga 1 2018. Bagaimana tidak, Persija dan PSM harus berebut status kampiun hingga pekan ke-34 atau laga pamungkas.
Persija pada akhirnya keluar sebagai juara setelah menang 2-1 atas Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (9/12/2019).
Kemenangan 5-1 PSM atas PSMS Medan pada waktu yang sama seakan tidak berarti karena tak mampu menyalip Persija di puncak klasemen.
Persija mengakhiri kompetisi dengan mengemas 62 poin serta unggul satu angka dari PSM. Penantian panjang Persija selama 17 tahun berakhir manis dengan pesta di SUGBK.
Adapun PSMS, Mitra Kukar, Sriwijaya FC menjadi tiga tim yang harus terdegradasi musim depan. Posisi ketiganya akan digantikan oleh PSS Sleman, Kalteng Putera, dan Semen Padang.
Timnas Indonesia di Berbagai Jenjang Belum Bertaji di 2018
- Timnas U-16
Tim asuhan Fakhri Husaini itu meraih trofi Piala AFF U-16 2018 yang digelar di Jawa Timur pada 29 Juli hingga 11 Agustus lalu.
Pada partai final, Indonesia menang adu penalti 4-3 atas Thailand di Stadion Gelora Delta, Sabtu (11/8/2018). Ini adalah gelar pertama Indonesia sejak turnamen ini pertama kali digelar 2002 silam.
Prestasi lainnya adalah penyerang Amiruddin Bagus Kahfi sukses menyandingkan trofi juara dengan gelar top skor turnamen. Dalam tujuh laga sejak babak penyisihan, Bagus Kahfi total mencetak 12 gol.
Sukses di Piala AFF U-16, Bagus Kahfi dkk langsung menuju Malaysia untuk mengikuti Piala Asia U-16 pada 20 September hingga 7 Oktober.
Indonesia ditargetkan melaju hingga babak semifinal untuk meraih tiket otomastis ke Piala Dunia U-17 2019 yang berlangsung di Peru.
Namun, ambisi itu pupus setelah skuad berjuluk Garuda Asia gugur di babak perempat final setelah kalah 2-3 dari Australia.
- Timnas U-19
Skuad asuhan Indra Sjafri tersingkir di babak perempat final ajang Piala Asia U-19 yang berlangsung di Jakarta pada 18 Oktober hingga 4 November 2018.
Lolos ke fase gugur sebagai runner-up Grup A, Indonesia harus berebut tiket semifinal dengan Jepang yang menjadi juara Grup B.
Mimpi Garuda Nusantara tampil di Piala Dunia U-20 2019 Polandia sirna setelah takluk 0-2 dari Jepang.
-Timnas U-23
Harapan publik kian memuncak saat timnas U-23 Indonesia lolos ke fase gugur dengan status juara Grup A unggul dari Palestina dan Hong Kong.
Namun, naas, langkah skuad asuhan Luis Milla itu hanya bisa mencapai babak 16 besar. Timnas U-23 takluk 3-4 dari Uni Emirat Arab lewat adu penalti, Jumat (24/8/2018).
Seusai kegagalan ini, Luis Milla langsung pulang ke Spanyol karena kontraknya sudah selesai. Kepulangan Luis Milla berdampak buruk bagi Indonesia yang sedang bersiap mengikuti Piala AFF 2018.
- Timnas senior
Selain drama itu, waktu persiapan yang mepet membuat publik sangat pesimistis menerka kiprah Indonesia. Hal itu terbukti karena Indonesia hancur lebur pada Piala AFF 2018.
Target juara gagal dicapai Alberto Goncalves dkk. Indonesia terpuruk dan tersingkir di fase grup setelah hanya bisa menempati peringkat tiga Grup B.
Isu pengaturan skor menjadi topik yang paling banyak dibicarakan publik sepak bola Tanah Air pada pengujung 2018.
Hal ini tidak lepas dari pengakuan beberapa orang yang berkecimpung di sepak bola nasional pada acara talk show Mata Najwa berjudul "PSSI Bisa Apa". Mata Najwa membahas tema isu pengaturan skor dalam dua episode.
Dalam acara tersebut, berbagai pengakuan menyebut ada praktik pengaturan skor, khususnya di kompetisi Liga 2 dan Liga 3.
Puncaknya, Polri membentuk Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola pada Rabu (12/12/2018). Pembentukan satgas itu berdasarkan Surat Perintah Kapolri Nomor 3678.
Satgas Anti Mafia Bola ini berisikan 145 orang yang dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Sejak isu pengaturan skor ini mengemuka, satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, mengundurkan diri.
PSSI menghukum Hidayat larangan berkecimpung di dunia sepak bola dan memasuki stadion dalam jangka waktu tertentu.
Tidak lama setelah Satgas Antimafia Bola terbentuk, empat orang yang diduga terlibat dalam pengaturan skor langsung ditangkap.
Mereka adalah Johar Lin Eng (Anggota Exco), Dwi Irianto (Aggota Komdis PSSI), Anik Yuni, dan Priyanto.
Di sisi lain, PSSI sendiri akan membentuk Komite Ad Hoc untuk membantu Polri memberantas mafia bola terkait pengaturan skor kompetisi.
https://bola.kompas.com/read/2018/12/31/07000018/kaleidoskop-2018-liga-1-kegagalan-timnas-hingga-pengaturan-skor
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan