Hasil ini membuahkan gelar kedua bagi Akane sepanjang kalender kompetisi BWF 2018 setelah dia juga naik podium kampiun pada German Open 2018. Tak cuma itu, kemenangan tersebut sekaligus merevisi rekor pertemuannya dengan pemain asal Taiwan itu menjadi 5-7.
"Saya sering sekali kalah dari dia, jadi tentu laga final ini adalah tantangan besar bagi saya untuk melawan Tai Tzu Ying," tutur Akane yang dilansir BolaSport.com dari situs resmi BWF, Senin (29/10/2018).
"Dia adalah pemain terbaik dunia dan sangat sukses pada turnamen," kata Akane lagi.
Lebih lanjut, Akane mengatakan bahwa dia punya trik tersendiri untuk menghentikan laju Tai yang sudah 10 kali mencapai final sepanjang tahun ini.
"Saya memilih untuk tidak menyerang terlalu banyak dan menghidari bermain reli panjang dengan dia," ujar Akane.
Tahun 2018 memang menjadi tahun terbaik bagi Tai. Dari 12 turnamen BWF World Tour, Tai berhasil meraih 8 gelar, termasuk menyabet emas Asian Games 2018.
Dia juga mampu menjejakkan kaki dalam 10 laga final. Dua kekalahan Tai pada pertandingan puncak terjadi pada Malaysia Masters 2018 dan French Open 2018.
Pada Malaysia Masters 2018, yang merupakan turnamen level World Tour 500, Tai takluk di tangan Ratchanok Intanon (Thailand). Sementara itu, kekalahan Tai pada final French Open 2018 menjadi yang pertama dia terima pada turnamen mayor setelah laga final Denmark Open 2016. Menariknya, saat itu Tai juga dikalahkan Akane. (Diya Farida Purnawangsuni)
https://bola.kompas.com/read/2018/10/29/13430008/akane-beberkan-strategi-kalahkan-tai-pada-final-french-open-2018