Skuat besutan Fakhri Husaini ini membuka petualangan di Piala Asia U-16 dengan kemenangan 2-0 atas Iran, Jumat (21/9/2018).
Lini tengah yang solid menjadi kunci keberhasilan timnas U-16 Indonesia saat mengalahkan Iran.
Skuat berjuluk Garuda Asia ini mengandalkan transisi permainan dari bertahan ke menyerang atau sebaliknya. Permainan dengan mengandalkan umpan-umpan pendek dan pergerakan cepat ini berjalan mulus berkat keberaan pemain-pemain tengah yang solid.
Trio gelandang, David, Andre, dan Brylian menjalankan tugas sebagai otak permainan sekaligus jangkar bagi timnas U-16. Mereka menjadi kunci Indonesia dalam penguasaan bola saat melawan Iran. Saat itu, Indonesia berhasil menguasai 56 persen bola.
Dikutip dari data statistik bola Labbola, akurasi umpan Indonesia saat melawan Iran mencapai 75 persen atau lebih tinggi 10 persen daripada Iran.
David dan Andre berperan sebagai otak dalam permainan timnas, sedangkan Brylian bertugas sebagai jangkar.
Semua pemain memang bertanggung jawab dalam pertahanan tim, tapi Brylian lah yang mengambil tugas memotong serangan lawan yang masuk ke wilayah pertahanan Indonesia.
"Saya tidak boleh terlalu jauh dengan stopper dan gelandang serang," ujar Brylian.
Brylian mengaku nyaman bermain bersama rekan-rekannya di lini tengah, khususnya dengan David Maulana yang merupakan teman sekamarnya di hotel.
"Jadi saya sudah tahu bola-bolanya David ke mana," tutur Brylian menambahkan.
David, Andre, dan Brylian menjadi bagian dalam kesuksesan Indonesia menjuarai Piala U-16 AFF 2018. Oleh karena itu, kerjasama tim yang mereka bangun tidak diragukan lagi.
https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/10122008/timnas-u-16-indonesia-vs-vietnam-trio-gelandang-jadi-otak-permainan