Direktur Utama Persija, Gede Widiade, coba menggunakan opsi lain. Dia ingin laga melawan Mutiara Hitam digelar di kandang Persipura terlebih dahulu.
Persija pun sudah mencoba menghubungi PT Liga Indonesia Baru (LIB), apakah permintaan itu bisa diterima atau tidak.
"Laga melawan Persija kandang dan tandang dibalik, kami masih memohon itu," kata Gede.
Persija memang harus angkat kaki dari SUGBK setelah melawan Madura United dalam laga kedelapan Liga 1 2018, Sabtu (12/5/2018). Tak hanya itu, Persija juga sepertinya tidak bisa memakai Stadion Patriot (Bekasi) dan Stadion Pakansari (Cibinong), sebagai pengganti SUGBK.
Tentunya ini sangat merugikan Persija karena sedang berada dalam top performa di Liga 1 2018. Dijadwalkan, selama bulan Mei sampai awal Agustus, ada enam laga kandang Persija. Mereka melawan Persipura, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Bali United, Bhayangkara FC dan PSMS Medan.
"Kami masih bisa menggunakan cara lain dan kami berusaha untuk mencoba bermain di sekitaran Jakarta," kata Gede.
Gede juga menyoroti Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta yang tidak memiliki stadion. Dia mempertanyakan mengapa di Ibu Kota Indonesia ini hanya ada satu stadion. Pengusaha asal Surabaya itu sedih karena Pemda-pemda di daerah lain memiliki stadion yang mendukung klubnya.
Sayangnya, kata Gede, di Jakarta, Persija tidak mendapatkannya.
"Banyak orang ngomong, kenapa musafir terus, coba gantikan saya. Kalau di Jakarta tidak ada lapangan, demonya ke pemerintah, jangan ke saya. Saya ingin membahagiakan rakyat Jakarta," tegas Gede. (Mochamad Hary Prasetya)
https://bola.kompas.com/read/2018/04/30/13040098/alasan-stadion-persija-ingin-tukar-status-saat-lawan-persipura