Itu dilakukannya di Amsterdam, Belanda, untuk sekadar bertahan hidup sambil menjaga asanya menjadi pemain profesional. Saat itu Comvalius tengah gamang karena tak kunjung mendapat kontrak profesional.
"Saya sempat menjadi tukang cuci mobil dan penjaga toko peralatan olahraga. Ada banyak cara untuk bisa survive, hidup memang seperti itu dan harus terus berlanjut," ujarnya kepada BolaSport.com.
"Itu saya lakukan saat berusia 21 tahun, pada saat yang sama saya juga baru memulai karier menjadi pesepak bola professional.
Pemain asal Belanda yang juga memiliki darah Suriname dari ayahnya itu mengaku bersyukur bisa memenuhi mimpinya menjadi pemain profesional. Dia sempat putus asa karena baru mendapat kontrak profesional pertamanya pada usia 21 tahun bersama klub Belanda, FC Omniworld.
"Bisa dibilang saya sangat terlambat saat memulai karier di Belanda. Normalnya usia 21 tahun sudah tak punya harapan karena umur 17 tahun seharusnya sudah mendapat kontrak dan masuk skuad utama," tutur Comvalius.
"Jika memulai karier pada usia 19 tahun, masih ada waktu untuk terus berkembang dan sudah mulai bermain sedikit demi sedikit. Tapi jika usia 21 tahun tak bermain sama sekali itu seharusnya sudah tak ada harapan."
Comvalius tampil gemilang bersama Bali United. Saat ini, dia menjadi pencetak gol terbanyak Liga 1 dengan torehan 30 gol.
Berkat kontribusinya pula Bali United mampu bersaing dalam perebutan gelar juara. Saat ini Bali United berada di peringkat kedua klasemen sementara dengan merangkum 55 poin atau tertinggal empat angka dari Bhayangkara FC di puncak.
https://bola.kompas.com/read/2017/10/13/07320008/ternyata-comvalius-pernah-jadi-tukang-cuci-mobil-di-amsterdam