BANGKALAN, KOMPAS.com - Pelatih Persipura Jayapura, Liestiadi, pasrah soal nasibnya yang didesak mundur oleh suporter akibat dua kekalahan beruntun dalam ajang Liga 1. Terakhir, Persipura menyerah 0-2 dari Madura United di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (7/6/2017).
Sebelumnya, Persipura juga harus menanggung malu ketika menyambangi markas PSM Makassar. Bahkan tim berjulukan Mutiara Hitam ini kalah dengan skor mencolok, 1-5.
Kondisi ini membuat posisi Liestiadi sangat terdesak. Dia pun pasrah dan hanya bisa mengatakan bahwa kekalahan bisa saja dialami oleh tim manapun dalam sepak bola, tidak terkecuali Persipura.
Oleh sebab itu, desakan dirinya untuk mundur bukan kewenangan pribadinya. Hal tersebut menjadi kewenangan manajemen, apakah masih mau mempertahankan dirinya atau membuat keputusan lain.
"Juventus saja bisa kalah apalagi Persipura. Jadi sudah biasa dalam sepak bola dan posisi saya sebagai pelatih ada di manajemen, bukan saya," kata Liestiadi dalam sesi konferensi pers.
Terkait dengan kekalahan timnya dari Laskar Sape Kerrab, Liestiadi mengakui hasil tersebut merupakan hadiah yang pantas bagi Madura United. Sebab, materi pemain yang dimiliki Madura United cukup bagus sampai ke level pemain cadangan.
"Tidak mudah untuk menang melawan tim papan atas seperti Madura United yang juga pesaing untuk memperebutkan juara," ungkapnya.
Diakui Liestiadi, penampilan Persipura sangat mudah terpancing emosi, terutama setelah kartu merah yang diterima kapten Boaz Solossa. Hal itu dipicu oleh banyak keputusan wasit yang kurang fair, sehingga terus memancing emosi dan pemain menjadi tidak fokus.
Kemenangan Madura United dipersembahkan oleh Greg Nwokolo pada menit ke-37 dan penalti Peter Odemwingie pada menit ke-64.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.