GRESIK, KOMPAS.com – Lamanya Ibnu Grahan dalam memberikan kepastian, membuat manajemen Persegres Gresik United akhirnya memutuskan untuk merekrut Hanafi, sebagai pelatih kepala baru menggantikan Eduard Tjong.
Mantan arsitek Perseru Serui tersebut disodori kontrak selama satu musim, dengan opsi perpanjangan. Prosesi penandatanganan kontrak sudah dilakukan kedua belah pihak di mes Persegres yang beralamat di Jalan Basuki Rahmat, Gresik, Selasa (10/1/2017).
“Sebenarnya kami berharap coach Ibnu, namun tenggat 15 Januari yang diberikan kami anggap terlalu lama. Padahal, tim harus segera disiapkan untuk menghadapi kompetisi musim depan,” ujar sekretaris Persegres Hendri Febri, Rabu (11/1/2017).
Nama Hanafi di luar perkiraan banyak orang karena pelatih kelahiran Malang ini jauh dari perbincangan orang untuk menjadi pelatih anyar Persegres. Sebelumnya, pembicaraan berkutat pada sosok Ibnu Grahan, Bambang Nurdiansyah, ataupun Jaya Hartono, sebagai pengganti Edu.
Hanya saja, kepastian Hanafi menangani tim Laskar Joko Samudro tidak dibarengi dengan siapa sosok yang akan mendampinginya dalam membesut tim. Sampai saat ini, Persegres belum menunjuk asisten pelatih.
“Sebab asisten pelatih sebelumnya (Sasi Kirono, Muhammad Hadi, dan Yogie Nugraha) masih terikat kontrak dengan kami sampai Januari ini. Mungkin pekan depan, baru akan kami tentukan,” ucap dia.
Penentuan asisten pelatih akan dilakukan berbarengan dengan latihan perdana tim Laskar Joko Samudro, yang juga dijadwalkan akan berlangsung mulai pekan depan. Meski begitu sempat terdengar bocoran di kalangan internal manajemen, bila jajaran asisten pelatih bakal berganti.
Dari bocoran tersebut, jajaran asisten pelatih yang semula bermaterikan Sasi Kirono, Muhammad Hadi sebagai pelatih kiper, dan Yogie Nugraha yang menjabat pelatih fisik, bakal digantikan oleh trio Khusaeri, Achmad Nurosadi (pelatih kiper), dan Pudji Handoko (pelatih Persegres U-21 musim sebelumnya).
Sementara itu di lain pihak, Hanafi mengaku, menerima pinangan manajemen Persegres lantaran ingin lebih dekat dengan keluarga besarnya yang ada di Malang. Hal itu tidak bisa dilakukannya saat bersama dengan Perseru.
“Gresik cukup dekat dengan Malang, sehingga saya tidak terlalu susah kalau mau pulang. Terlebih biayanya juga relatif murah ketimbang harus ke Serui. Soal target, bertahan di kompetisi adalah target realistis,” kata Hanafi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.