Fakta itu membuat Kevin-Prince semakin yakin untuk memperkuat negara asal ayahnya, yakni Ghana. Ia pun mendeklarasikan keputusan tersebut pada Juni 2009.
Soal karakter, Kevin-Prince memang dikenal memiliki perangai yang bertolak-belakang dengan adiknya, Jerome. Sang adik dinilai bersikap lebih kalem dan disiplin dalam segala hal.
Tak heran, ketika Jerome masih berkibar bersama Bayern Muenchen dan Jerman, Kevin-Prince kini justru tengah "merana" lantaran berstatus tanpa klub.
Terakhir kali, Kevin-Prince memperkuat AC Milan untuk yang kali kedua setelah periode gemilang pertamanya pada 2010-2013. Milan memutuskan untuk melepas Kevin-Prince bersama pemain-pemain seperti Alex, Phillippe Mexes, dan Mario Balotelli.
Penampilan impresif di Piala Eropa 2016
Performa Jerome Boateng di Piala Eropa 2016 tergolong apik. Selain gol spektakulernya ke gawang Slovakia pada babak 16 besar, Boateng juga mencatatkan statistik yang cukup mengagumkan dalam menjaga pertahanan.
Dalam empat laga terakhir di Piala Eropa 2016, Boateng tak pernah menorehkan akurasi operan di bawah angka 85 persen. Selain itu, hingga kini, Boateng menjadi pemain Jerman yang paling sering melakukan sapuan, yakni mencapai 3,3 persen.
Salah satu sapuan terbaiknya terjadi pada laga fase grup kontra Ukraina (12/6/2016). Saat menit ke-38 pertandingan itu, Boateng secara heroik menyelamatkan gawang Jerman dari kebobolan lewat sapuannya.
Performa impresif Boateng ditengarai menjadi salah satu faktor masih perawannya gawang Jerman di Piala Eropa 2016. Sebab, dari empat laga Piala Eropa 2016, Boateng selalu mengawal lini belakang Jerman.
Jérôme Boateng has spent MORE time on the ball in the #SVK half than he has in #GER
Beckenbauer-esque. pic.twitter.com/HEkc4Ab4mC
— Squawka Football (@Squawka) June 26, 2016