Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Final Liga Champions: Hantu "El Pupas" di Derbi Madrid

Kompas.com - 28/05/2016, 15:32 WIB
Anju Christian

Penulis

MILAN, KOMPAS— Final Liga Champions antara Real Madrid dan Atletico Madrid, Minggu (29/5), pukul 01.45 WIB, akan menjadi panggung kesenjangan status kedua tim sekota itu. Jika Real dijuluki "Raja Eropa" dengan koleksi 10 trofi Liga Champions, Atletico justru identik dengan status tim "terkutuk" di Benua Biru. Atletico bertekad mematahkan kutukan "El Pupas" itu di Stadion San Siro, Milan, Italia.

Sebelum memasuki dekade ini, Atletico kerap menjadi sasaran olok-olok suporter El Real. Pendukung fanatik "Los Blancos", bahkan pernah memasang poster sarkastik "Kami mendamba rival seimbang untuk derbi yang lebih laik" di derbi Madrid 2012.

Sebelum itu, Atletico memang tim yang inferior ketimbang Real. Los Blancos selalu menang dalam sembilan derbi Madrid sebelum kehadiran Diego Simeone di Vicente Calderon pada paruh musim 2011/2012.

Berkat paham Cholisme yang menekankan aspek kolektivitas, Simeone mengubah sekumpulan pemain tidak dipandang menjadi pejuang tangguh, keras, dan bermental baja. Dominasi Real mulai digerogoti Atletico. "Los Colchoneros" mulai berani tegap di setiap derbi Madrid.

Dari total 16 derbi Madrid terakhir di berbagai kompetisi, Atletico lebih sering mempermalukan Real, tujuh berbanding empat kemenangan. Padahal, nilai jual pemain Colchoneros kurang dari setengah milik Los Blancos.

"Dia (Simeone) telah menciptakan mahakarya yang menjadi teladan bagi dunia olahraga. Mereka menjadi tim yang kompak, penuh tekad, dan rela memberikan segalanya di lapangan. Mereka akan menghadapi kapal perang canggih dengan sampan kecil, tetapi penuh energi," tutur Arrigo Sacchi, legenda Atletico dan Real, menganalogikan final Liga Champions ini.

Meskipun sukses mengangkat pamor Colchoneros di kompetisi domestik, Simeone belum mampu memberikan trofi Liga Champions untuk timnya. Itulah satu-satunya trofi bergengsi yang belum diraihnya, begitu pula dengan Atletico yang baru menjuarai Piala Winners 1962, serta Liga Europa 2010 dan 2012.

Simeone dan Atletico pernah nyaris menggenggam "si kuping lebar", julukan trofi Liga Champions. Namun, ambisi itu kandas oleh Real pada final 2014 di Lisabon, Portugal. Sempat unggul 90 menit, gawang Atletico kebobolan gol bek Real, Sergio Ramos, di menit-menit terakhir.

Atletico kemudian digilas tiga gol di babak perpanjangan waktu, dan menjadi penonton saat Real berpesta la decima atau gelar kesepuluh Liga Champions.

Pengalaman pahit itu menjadi motivasi ekstra pasukan Atletico untuk membalaskan dendam ke rival sekotanya yang kaya raya itu. "Kami tidak bisa menghapus kenangan pahit itu. Namun, kami kini memiliki peluang besar lainnya untuk mengukir sejarah baru," ujar Gabi, kapten Atletico.

Sejarah baru

Los Colchoneros akan mengukir sejarah baru yang tidak bisa dicapai Real jika mampu menang di San Siro malam ini. Mereka akan menjadi tim kelima di dunia yang mampu mengumpulkan tiga gelar berbeda di Eropa, yaitu Piala Winners, Liga Europa, dan Liga Champions. Hanya Bayern Muenchen, Chelsea, Ajax, dan Juventus yang melakukan itu sebelumnya.

Sebaliknya, jika gagal, mereka juga akan mengukir rekor buruk, yaitu sebagai klub pertama yang gagal juara dari tiga laga final Liga Champions. Pada final 1974, Atletico juga gigit jari karena kebobolan gol "sepele" di detik-detik akhir perpanjangan waktu kontra Bayern Muenchen.

Padahal, Atletico memimpin lebih dulu. Piala Champions akhirnya jatuh ke tangan Muenchen setelah duel ulang di Heysel, Belgia, dengan skor 4-0.

Pengalaman di final 1974 dan 2014 itu seolah menegaskan mitos kutukan El Pupas atau "tim sial" di Atletico. Colchoneros gagal 100 persen di dua final. Sebaliknya, Real identik sebagai tim bermental juara dan sulit dibendung di partai puncak Eropa. Dari 13 final, 10 kali atau 76 persen Real menjadi juara.

Namun, Simeone menjanjikan hasil berbeda di final kali ini. Ia mengatakan, timnya kali ini jauh lebih matang dan dewasa. Skuad yang berupa kombinasi pemain berpengalaman, seperti Gabi, dan bintang muda yang memiliki jiwa petarung dan semangat meledak- ledak, macam Antoine Griezmann, menjadi kekuatannya.

Seperti biasanya, Atletico akan mengandalkan pertahanan rapat dan disiplin sambil menunggu Real melakukan kesalahan fatal. Pendekatan ini efektif menenggelamkan Barcelona dan Muenchen dalam perjalanan ke final. "Atletico adalah lawan terburuk yang bisa dihadapi (Real). Atletico hanya butuh setengah, bukan satu kesalahan, untuk membunuh," kata Carlo Ancelotti, mantan pelatih Real, mengingatkan.

Real bertekad mengulangi kisah manis 2014. Cristiano Ronaldo, bintang Real, bahkan mengklaim, gelar Liga Champions jauh lebih berharga ketimbang gelar ganda di Spanyol yang diraih rival abadi Real, Barcelona. Sayangnya, Ronaldo diragukan tampil 100 persen. Pencetak gol terbanyak di Liga Champions (16 gol) musim ini cedera ringan ketika berlatih, awal pekan ini.

Zinedine Zidane, pelatih Real, harus memikirkan cara menghilangkan ketergantungan kepada bintangnya itu. (AFP/UEFA/FOOTBALL- ESPANA/JON)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isi Hati Shin Tae-yong Jelang Menghadapi Negara Kelahirannya

Isi Hati Shin Tae-yong Jelang Menghadapi Negara Kelahirannya

Timnas Indonesia
Daftar Tim dan Jadwal Pertandingan PLN Mobile Proliga 2024

Daftar Tim dan Jadwal Pertandingan PLN Mobile Proliga 2024

Sports
Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Liga Indonesia
Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Timnas Indonesia
Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

Timnas Indonesia
Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Liga Indonesia
Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada 'Peran' Suporter

Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada "Peran" Suporter

Timnas Indonesia
Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan 'Terbang' demi Timnas Indonesia

Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan "Terbang" demi Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com