LONDON, KOMPAS.com - Larangan untuk menggunakan lapangan dengan teknologi third generation (3G) semakin meningkat. Hal ini tak lepas dari penelitian seorang profesor dari Skotlandia yang menemukan bahan kimia sebagai penyebab kanker pada bahan rumput sintetis.
Temuan ini merupakan kelanjutan dari laporan terbaru dari Amerika Serikat. Penelitian tersebut menduga bahwa ada 168 pemain terkena kanker lantaran bermain di lapangan sintetis.
Kiper Lewis Maguiere (18) dari Yorkshire dan Robbie Jones (30) dari Cardiff, keduanya telah didiagnosis mengalami Hodgkin’s Lymphoma. Penyakit tersebut adalah kanker pada sistem limfatik atau kelenjar getah bening.
Sampel dari butiran karet telah dikirim untuk diuji oleh Environment Scientifics Group dan hasilnya kemudian diterikan kepada Profesor Andrew Watterson, seorang ahli kesehatan dari Stirling University.
"Laporan ini menegaskan dan mengungkapkan adanya sejumlah karsinogen dalam karet remah," kata Andrew kepada The Mirror.
"Jika bahan kimia dan logam terkunci dalam remah, tidak akan ada paparan. Namun, cukup jelas adanya potensi risiko dari beberapa zat ini bagi orang yang suka berolahraga," tuturnya lagi.
Sejauh mana dan apa efek senyawa karsinogenik itu, menurut Andrew, masih menjadi pertanyaan besar. Namun, senyawa itu bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi, penyerapan kulit, atau tertelan.
Remah karet, yang terbuat dari ban mobil daur ulang, telah dikaitkan dengan cancer clusters. Dari hasil tes ditemukan sejumlah bahan kimia berbahaya seperti arsenik, timbal, dan kadmium.
Seorang kiper amatir yakni Robbie didiagnosis menderita kanker setelah bermain di rumput sintetis 3 kali dalam sepekan selama 12 tahun.
"Jika ada bukti materi berbahaya, seharusnya (lapangan sintetis) tidak boleh dibangun lagi sampai adanya penyelidikan. Anak-anak bermain di lapangan seperti itu dan menurut saya, orang tua harus berpikir 2 kali soal ittu," kata Robbie.
The Sport and Play Constructio Association, yang mewakili industri kontruksi lapangan buatan belum bisa memberikan pernyataan terkait temuan ini. Mereka sebelumnya membantah lantaran keberadaan karet remah yang aman untuk digunakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.