"Dari dulu saya berharap sanksi itu dicabut karena memang sangat kontraproduktif dalam pembangunan sepak bola Indonesia," kata RD kepada KOMPAS.com, Jumat (26/2/2016).
Menpora membekukan PSSI sejak 17 April 2015. Menpora mengambil langkah tersebut lantaran "kenakalan" PSSI sendiri yang tetap memasukkan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus dalam 18 tim peserta Indonesia Super League 2015.
Efek dari pembekuan PSSI membuat kompetisi ISL terhenti pada awal musim. Untuk mengisi kekosongan kompetisi, pemerintah menggelar turnamen Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman.
Seandainya sanksi PSSI benar-benar dicabut, RD mengucapkan terima kasih kepada pemerintah. Namun, pelatih asal Lampung tersebut memiliki harapan tersendiri untuk pemerintah dan PSSI.
"Saya berharap pemerintah memberi anggaran yang cukup untuk membantu PSSI melaksanakan programnya terutama dalam hal pengadaan sarana dan prasarana," tutur pelatih T-Team tersebut.
"PSSI juga membuat sebuah program yang betul fokus pada pembinaan usia muda kita," sambung mantan pelatih tim nasional itu.