MADRID, KOMPAS.com - Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, boleh saja memelihara keyakinan untuk menjaura La Liga 2015-2016. Untuk mewujudkannya, dia harus belajar dari sejarah pendahulunya, Rafael Benitez.
Hingga pekan ke-25 La Liga, Madrid masih terpaut minus 9 angka dari Barcelona. Pasukan Zidane bahkan tercecer di peringkat ketiga setelah Barcelona dan Atletico Madrid.
"Kami sama sekali tak mengucapkan selamat tinggal pada La Liga," ujar Zidane usai timnya ditahan Malaga, Minggu (21/2/2016).
Optimisme legenda Prancis itu disokong fakta bahwa Madrid masih punya peluang meraup maksimal 39 poin dalam 13 pekan tersisa.
Namun, sejarah menjadi sinyal buruk untuk Los Blancos. Belum pernah ada tim yang mampu mengatasi defisit 9 poin dari pemuncak klasemen pada pekan ke-25 untuk menjadi juara.
Dia melakukannya bersama Valencia pada 2003-2004. Ketika itu, Benitez membawa timnya ngebut dengan meraih 26 poin dalam 13 pekan sisa. Pemimpin klasemen pada pekan ke-25 musim itu tak lain ialah Madrid.
Pada akhir musim, Valencia asuhan Benitez bahkan mampu finis dengan keunggulan 7 poin di atas El Real asuhan Carlos Queiroz.
Perjalanan Valencia tersebut dipermudah oleh hancurnya Madrid pada fase krusial akibat raihan 4 kemenangan, 2 kali seri, dan 7 kekalahan sampai akhir musim. (Beri Bagja)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.