JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Mahaka Sports and Entertainment, Hasani Abdulgani, mengatakan pergelaran final Piala Presiden 2015 di Gelora Bung Karno masih belum 100 persen. Meski sudah ada jaminan dari pemerintah, Mahaka masih menunggu keberadaan surat resmi dari pihak keamanan.
"Bagus dong dan ini kabar yang kami tunggu. Saya berterima kasih kepada Pak Luhut, Kapolri, Kepolda Metro Jaya, dan Kapolda Jawa Barat," kata Hasani kepada Kompas.com, Senin (12/10/2015).
Namun, Hasani menolak jika pernyataan Luhut tersebut diartikan bahwa 100 persen final bakal digelar di GBK. Ia menyatakan akan mendapatkan kepastian tersebut dalam pertemuan dengan Kapolda Metro Jaya, Selasa (13/9/2015).
"Saya enggak bisa bilang begitu. Harus ada suratnya. Besok, saya akan bertemu Kapolda," tuturnya.
Tempat penyelenggaraan partai final memang sempat simpang siur. Keinginan Mahaka menggelar laga final di GBK cukup sulit karena mendapatkan penolakan dari suporter Persija Jakarta, Jakmania. Mereka menolak final digelar di Jakarta karena tidak ingin timbul hal yang bisa merugikan banyak kalangan menyusul perseteruan antara Jakmania dengan bobotoh.
Hasani berharap Jakmania juga mendukung keputusan Menkopolhukam. "Seharusnya mereka sebagai tuan rumah menyambut bobotoh. Jangan lihat yang dulu. Kapan majunya sepak bola kalau lihat ke belakang," ucap dia.
Ketua Viking, komunitas bobotoh Persib, Herru Joko, meminta peninjauan kembali dari keputusan menggelar final di GBK. Meskipun telah ada jaminan dari pihak keamanan, Herru menilai masih ada potensi bahaya bagi bobotoh.
"Saya secara pribadi ingin di GBK. Namun, ini menyangkut bobotoh dan hidup manusia. Jaminan memang ada tetapi secara logika masih ada bahaya karena ada pergerakan massa," tuturnya.