Makelele termasuk pemain andalan lini tengah Los Blancos antara 2000 dan 2003, tetapi pemain asal Perancis itu didepak sehingga dia memilih pindah ke Perancis. Nasib serupa juga dialami Eto'o, yang justru menjadi bintang Barcelona. Marquez mengatakan bahwa Perez membiarkan pemain hebat itu pergi hanya karena persoalan warna kulit.
"Satu-satunya perbedaan pendapat (Perez) dengan (Carlo) Ancelotti adalah menyangkut (Gareth) Bale. Dia berpikir Bale adalah pemain terbaik di dunia," ujar Marquez kepada AS.
"Dia tak tahu cara menjaga pemenang Ballon d'Or (Cristiano Ronaldo) yang sudah dimilikinya. Bale akan bermain di mana dia ingingkan."
"Selain itu, favoritnya adalah nomor 9 yakni (Karim) Benzema, ditambah dia menjual (Gonzalo) Higuain dan (Angel) di Maria."
"(Vicente) del Bosque tidak begitu buruk. Dia sudah memenangi segalanya tetapi tampak seperti saya. Dia membawa pelatih tampan (Carlos Queiroz) dan dia hampir menghancurkan tim."
"Dia memperlihatkan kepada Makelele rasa tidak hormat. Florentino tidak menyukai pemain berkulit hitam. Dia tidak rasial, tetapi dia tidak suka dengan mereka dan tak menginginkan mereka."
"Saya juga berjuang untuk (Samuel Eto'o). Saya mengatakan bahwa dia seoarang Galactico seperti (Luis) Figo, tetapi (Perez tak mengontraknya) hanya karena warna kulitnya."
Sejatinya, Eto'o adalah pemain Madrid dari musim 1997 hingga 2000. Tetapi selama itu, Eto'o tak pernah bermain untuk Los Blancos karena dia dipinjamkan ke Leganes, Espanyol dan Mallorca sebelum resmi berseragam klub terakhir itu (Mallorca) pada 2000. Penampilan yang bagus membuat Barcelona menggaet striker asal Kamerun itu sebelum dia pindah ke Inter Milan pada 2009.