"Argentina Butuh Crespo atau Batistuta"

Penilaian itu diungkapkan Di Maria menjelang pertandingan perempat final melawan Kolombia, di Estadio Sausalito, Jumat (26/6/2015). Argentina lolos ke delapan besar seusai memuncaki klasemen Grup B.

Meski berstatus sebagai juara grup, performa Argentina dinilai belum maksimal. Maklum, skuad asuhan Gerardo Martino itu hanya mampu menang tipis 1-0 atas Uruguay dan Jamaika, serta imbang 2-2 melawan Paraguay.

"Orang-orang dan media, mereka berkata banyak, tetapi kenyataannya memang tidak mudah bermain melawan 10 pemain di lini belakang. Melawan Jamaika, kami mampu tampil mengurung dan mereka semuanya bertahan. Sulit untuk menemukan ruang," ujar Di Maria.

"Ketika Crespo atau Bati berada di depan gawang lawan, Anda hanya butuh menempatkan bola ke kepala mereka. Pemain-pemain kami sekarang banyak bertubuh mungil dan akan sulit jika tidak memainkan bola-bola pendek," tambahnya.

Lebih lanjut, Di Maria juga menilai bahwa para pemain Argentina saat ini masih beradaptasi dengan taktik Martino. Menurutnya, taktik Martino berbeda dengan Alejandro Sabella yang melatih Argentina pada Piala Dunia 2014 Brasil.

"Sekarang kami lebih banyak menguasai bola dan menempatkan tekanan kepada lawan. Kami membuat tim lawan hanya bermain setengah lapangan dan tidak membiarkan mereka menyerang dengan mudah," kata Di Maria.

"Bersama Sabella berbeda karena menurut dia taktik terbaik adalah menggunakan serangan balik yang cepat. Ada beberapa perbedaan pola pikir. Dia melakukannya sangat baik, dan kami sekarang melakukan apa yang Tata inginkan," tuturnya.