Polemik penyelenggaraan ISL 2015 muncul setelah Menpora memutuskan menunda kick-off kompetisi yang sedianya bergulir pada 20 Februari lalu. Menpora mengeluarkan keputusan itu setelah mendapatkan rekomendasi dari BOPI, yang menilai beberapa prasyarat klub-klub ISL bermasalah.
Menpora dan BOPI pun meminta klub melengkapi syarat sebagai klub profesional seperti yang disyaratkan FIFA. Beberapa di antaranya terkait dengan faktor finansial, seperti menyertakan surat bebas tunggakan gaji pemain dan ofisial, laporan keuangan yang telah diaudit, dan bukti pembayaran pajak.
Pada Senin (23/2/2015), CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, menyatakan bahwa pihaknya dan BOPI sudah sepakat kick-off ISL bakal digelar pada 4 April mendatang. Pernyataan itu diungkapkannya setelah mengadakan pertemuan di Kantor Kemenpora, Jakarta, yang difasilitasi oleh DPR.
Akan tetapi, jadwal tersebut bisa saja kembali diundur. Pasalnya, Kemenpora, melalui siaran pers yang dikeluarkan seusai pertemuan itu, menyatakan kesepakatan itu bersyarat karena rekomendasi baru akan dikeluarkan jika seluruh dokumen yang diminta dipenuhi oleh PSSI maupun PT Liga.
"Kemenpora tidak mengurungkan niat untuk berkirim surat kepada Pimpinan FIFA dengan menjelaskan berbagai persoalannya secara lengkap, tanpa ada yang ditutup-tutupi, dengan tujuan agar FIFA mengetahui permasalahannya secara obyektif," demikian pernyataan Kemenpora, melalui Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan, Gatot Dewa Broto,
Dalam suratnya itu, Menpora akan menjelaskan bahwa keputusannya menunda ISL bukan karena ingin merusak, melainkan untuk meningkatkan kualitas serta pembinaan kompetisi yang mengacu pada regulasi FIFA dan AFC. Menurut Gatot, surat tersebut rencananya bakal dikirim pada akhir pekan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.