Ketua Panitia Pelaksana Persik Kediri, Triyono Kutut, mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah rapat koordinasi antara manajemen Persik, panitia pelaksana (panpel), dan pihak otoritas keamanan di Kediri digelar beberapa kali.
Beberapa opsi sempat mengemuka, tetapi tetap kandas. Di antaranya opsi tetap digelarnya pertandingan di Kediri, tetapi tanpa penonton; atau dengan penonton, tetapi pengumuman bahwa pertandingan dibuka untuk umum hanya dapat dilakukan 2 jam sebelum pertandingan dimulai.
Triyono menambahkan, ada juga opsi ketiga, yaitu pertandingan terselenggara di Kediri, tetapi harus ada jaminan keamanan dari tiap-tiap manajemen dan panpel pertandingan.
"Namun, tidakada yang bisa (jamin) karena kalangan masyarakat Kediri masih belum bisa menerima sepenuhnya," kata Triyono, Rabu (20/8/2014).
Triyono mengaku, tidak turunnya izin ini tak terlepas dari faktor keamanan, mengingat sejarah buruk hubungan antara suporter Persik Kediri dan suporter Arema. Dia merujuk pada kerusuhan yang pernah terjadi di antara kedua suporter beberapa tahun silam di Kediri.
Selain itu, dia mengatakan bahwa kondisi perpolitikan nasional saat ini juga cukup berpengaruh terkait adanya sengketa pemilu. Hal ini pula yang membuat beberapa kota, yang sempat menjadi pilihan tempat pelaksanaan laga, tidak bisa mengakomodasi pertandingan itu.
"Kami sudah kontak Madiun, Yogyakarta, ataupun Solo, tetapi tetap enggak bisa mengizinkan," imbuhnya.
Sebagai solusi, Stadion Gayana, Malang, dipilih karena relatif netral dan sudah dikomunikasikan dengan pihak penyelenggara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.