KOMPAS.com - Musim ini menjadi ujian sesungguhnya bagi manajer Liverpool Brendan Rodgers. Meski sejauh ini cukup aktif membeli pemain, tak satu pun rekrutan anyar ”The Reds” yang kualitasnya setara dengan Luis Suarez. Ia pun dituntut lebih kreatif dalam menerapkan skema permainan.

”Kami memiliki Philippe Coutinho dan Raheem Sterling. Mereka semakin matang dan bisa dimainkan di beberapa posisi,” kata Rodgers.

Meski aslinya berposisi sebagai gelandang serang, Coutinho cukup lihai bermain di sisi sayap kanan ataupun kiri. Sebaliknya, Sterling pun tak canggung ditempatkan di belakang striker.

Itu memperkaya pilihan strategi Rodgers yang musim lalu seperti terkungkung dengan pola 4-3-3. Ketika mengalahkan Borussia Dortmund empat gol tanpa balas dalam laga pramusim, ia memakai pola 4-2-3-1.

Trio gelandang Coutinho, Sterling, dan Emre Can aktif bertukar posisi di sepanjang laga. Adapun Daniel Sturridge fokus bermain sebagai penyerang tengah, tak lagi bermain melebar ke sayap seperti musim lalu.

Di lini belakang, Rodgers jitu memilih bek asal Kroasia, Dejan Lovren, yang piawai dalam duel di udara. Ia mencetak satu gol dalam debutnya melawan Dortmund. Jika mampu meramu taktik yang tepat, bukan tak mungkin Liverpool akan mengakhiri puasa gelar juara Liga Inggris sejak 1990. (bbc/the guardian/riz)