KOMPAS.com - Gareth Bale membawa mimpi besar menjadi bintang sepak bola dunia saat meninggalkan Cardiff, Wales, sembilan tahun lalu. Remaja atletis berusia 16 tahun itu meraih mimpi masa kecilnya, bermain untuk Real Madrid dan menjuarai Liga Champions.

Anak emas Cardiff itu kini pulang kampung bersama skuad Real Madrid untuk menjalani laga Piala Super Eropa melawan juara Liga Europa, Sevilla, Rabu (13/8) pukul 02.45 WIB. Stadion Cardiff City akan terasa seperti Santiago Bernabeu karena publik Cardiff akan mendukung Bale yang pulang kampung.

”Saya tahu Piala Super akan diselenggarakan di Cardiff sejak 18 bulan lalu,” ujar Bale.

”Ketika saya ke Real Madrid, ini selalu menjadi mimpi saya. Jika kami juara Liga Champions, kami bisa bermain di Cardiff. Sekarang mimpi itu menjadi kenyataan,” ujar Bale.

Penyerang sayap ini kembali ke Cardiff setelah menjalani musim pertama yang cemerlang bersama Madrid. Ia mampu keluar dari bayang-bayang Cristiano Ronaldo setelah kebugaran fisiknya kembali 100 persen.

Bale menjadi bintang di dua final, final Piala Raja melawan Barcelona dan final Liga Champions melawan Atletico Madrid. Dua final dan dua trofi untuk Real Madrid.

Di final Piala Raja, mantan atlet lari lintas alam itu menunjukkan betapa cepat dirinya ketika melewati bek Barcelona, Marc Bartra. Padahal, dia sudah terdorong keluar lapangan. Bale menundukan kiper Jose Manuel Pinto yang memastikan kemenangan Madrid, 2-1.

Sebulan kemudian, di final Liga Champions, Bale mengantar Madrid meraih la decima, gelar juara kesepuluh. Dia mengawali kemenangan timnya setelah Sergio Ramos menyamakan kedudukan 1-1. Bale mencetak gol kedua yang mengawali kemenangan 4-1, sebelum gol dari Marcelo dan Ronaldo.

Dua gol di dua final menempatkan Bale menjadi legenda di Madrid. Ia menyamai pencapaian dua pemain legendaris Ferenc Puskas dan Raul Gonzalez yang mencetak gol di final Piala Raja dan final kompetisi Eropa di musim yang sama.

Di awal musim 2014/2015, Bale dalam kondisi paling bugar di antara rekan-rekannya. Ia tidak tampil di Piala Dunia dan bebas cedera di akhir musim lalu. Pada laga pramusim di Amerika Serikat, Bale menonjol berkat kebugaran fisiknya.

Namun, Bale sering sendirian karena pemain lain belum mencapai kondisi fisik yang setara dengannya. Di Cardiff, Bale berambisi mempersembahkan gelar juara ketiga kalinya bagi Madrid.

Musim lalu, Bale dijuluki ”Canon Bale” setelah mencetak dua gol ke gawang Sevilla yang dihajar oleh Madrid 7-3 di Bernabeu. Pelatih Madrid Carlo Ancelotti menilai, Bale mulai menunjukkan siapa dirinya. Tendangan kaki kirinya yang sangat keras dan kecepatan sprint melengkapi sengatan Ronaldo.

Laga-laga final yang sangat sulit dicapai seperti inilah yang memotivasi Bale menuju Madrid. Ia meninggalkan Tottenham Hotspur, pada 2013, yang membesarkan namanya untuk memenuhi mimpi besarnya. Bale pun membuktikan dia layak dinilai 85 juta pounds (Rp 1,6 triliun). (Reuters/AFP/ANG)