KOMPAS.com - Piala Dunia 2014 akan dikenang dalam sejarah sebagai salah satu pergelaran Piala Dunia paling dahsyat. Pesta sepak bola di Brasil itu jadi pembuktian tim underdog, penuh drama dan kontroversi, banyak gol, dan melahirkan pertandingan tak terlupakan.

Kolumnis sepak bola BBC Sport, Phil McNulty, dan komentator sepak bola John Motson menobatkan Piala Dunia Brasil sebagai Piala Dunia terbaik.

Dari jumlah gol, Piala Dunia 2014 adalah yang terbanyak sejak Piala Dunia 1930. Brasil 2014 yang diikuti 32 tim nasional menghasilkan 167 gol (dari 62 laga termasuk semifinal) atau 2,7 gol tiap laga. Rekor sebelumnya adalah Piala Dunia 1998 Perancis yang diikuti 32 timnas mencatatkan 171 gol (dari 64 laga termasuk final) atau 2,7 gol tiap laga.

McNulty dan Motson sepakat, gol terindah di Brasil adalah gol yang dicetak Robin van Persie saat Belanda membungkam Spanyol 5-1. Gol Tim Cahill ke gawang Belanda dan gol James Rodriguez ke gawang Uruguay juga sangat indah.

Kontroversi paling heboh di Brasil menurut Motson adalah gigitan Luis Suarez terhadap Giorgio Chiellini. Memang di Brasil tidak terjadi insiden seperti Zinedine Zidane menanduk Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006. Akan tetapi, gigitan Suarez merupakan insiden yang sangat menonjol sekaligus paling konyol.

Molornya pembangunan stadion dan maraknya demonstrasi anti Piala Dunia ikut menambah panjang daftar kontroversi.

”Saya kira gigitan Suarez menjadi heboh karena ia sudah pernah melakukannya dua kali. Kalau ia baru melakukannya sekali, kasusnya tidak akan menjadi ramai,” ujar Motson.

Motson menambahkan, gol pemain Bosnia-Herzegovina, Edin Dzeko, ke gawang Nigeria yang dianulir wasit adalah kontroversi lain yang tak akan terhapus dari ingatan.

Piala Dunia Brasil sukses menyingkirkan tim mapan dari pertarungan. Tim-tim besar seperti Inggris, Italia, dan Spanyol harus tersingkir pada penyisihan grup. Adapun Brasil, Argentina, Jerman, dan Belanda bertahan.

Menurut McNulty, Piala Dunia Brasil telah memunculkan kejutan hebat, yaitu sepak terjang tim underdog seperti Kosta Rika dan Kolombia. Pemain Kolombia, James Rodriguez, bahkan menjadi bintang. ”Piala Dunia ini masih menunjukkan kekuatan tim-tim lama, tetapi sekaligus menyingkap kekuatan tim-tim baru,” kata McNulty.

Selain Kosta Rika dan Kolombia, Amerika Serikat juga bangkit sebagai kekuatan sepak bola baru.

Laga menegangkan pun bermunculan di Brasil. ”Piala Dunia 2014 paling banyak menghasilkan gol di menit akhir. Ada 30 laga dari 62 laga yang golnya terjadi setelah menit ke-75,” ujar Motson.

Laga tak terlupakan adalah semifinal Brasil melawan Jerman dengan hasil 1-7. ”Kekalahan itu akan menjadi sejarah hitam sepak bola Brasil. Banyak pendukung Brasil menangis ketika Jerman sudah mencetak lima gol di babak pertama,” kata McNulty.

Menurut Motson yang sudah menyaksikan 10 Piala Dunia, tidak ada pertandingan yang lebih dramatis daripada kehancuran Brasil saat jumpa Jerman. Dampak dari laga Brasil-Jerman lebih dahsyat daripada laga Inggris-Argentina 1986 dan Perancis-Brasil 1998. (WAD)