TERESOPOLIS, KOMPAS.com — Aura optimisme kembali menyelimuti skuad Brasil setelah kehilangan Neymar, pemain terbaik mereka yang mengalami retak tulang belakang. Anak-anak asuh pelatih senior Luiz Felipe Scolari itu kembali berlatih dalam suasana ceria di pusat latihan Teresopolis, Rio de Janeiro, Minggu (6/7/2014). Mereka menjadikan cedera Neymar sebagai motivasi untuk mewujudkan mimpi menjadi juara dunia.

”Ini memang saat-saat sulit bagi kami. Neymar adalah pemain yang menjadi acuan di ’Selecao’. Dia pemain yang mampu mengubah permainan, penentu hasil pertandingan, dan kami bergantung pada dia. Namun, kami harus mampu mengatasi masalah tanpa dirinya,” ujar gelandang serang Brasil, Willian.

Latihan di wilayah pegunungan itu dilakukan sebagai persiapan Brasil melawan Jerman dalam semifinal Piala Dunia di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Selasa (8/7) pukul 17.00 waktu setempat atau Rabu pukul 03.00 WIB.

”Siapa pun pemain yang dipilih Scolari untuk menggantikan Neymar akan memberikan yang terbaik. Semua pemain memiliki kualitas bagus. Kami tetap bisa menjaga dan mewujudkan mimpi ke final dan juara,” kata pemain Chelsea itu.

Kobaran motivasi inilah yang dikhawatirkan Jerman. Cedera Neymar ketika melawan Kolombia di perempat final tidak melemahkan Brasil, justru memperkuat semangat juang dan kekompakan tim. ”Keadaan ini akan membuat mereka lebih kompak dan menginginkan gelar juara untuk dia (Neymar),” ujar gelandang Jerman, Bastian Schweinsteiger.

Dugaan Schweinsteiger dikuatkan pemain tengah Brasil, Bernard. ”Pemain dalam kondisi fisik dan psikologis bagus dan tahu apa yang harus dilakukan untuk juara dunia,” katanya.

Pengganti Neymar

Bernard dan Willian menjadi kandidat pengisi posisi yang ditinggalkan Neymar. Dalam sesi latih tanding dengan skuad U-21 Fluminense pada Minggu sore, kedua pemain itu dicoba bermain di belakang ujung tombak. Willian sangat menonjol berkat kecepatan, agresivitas, dan kekuatan fisik. Ini menjadi poin penting untuk melawan lini tengah Jerman yang dikawal duet Sami Khedira dan Schweinsteiger. Peran Willian sebagai penghubung lini tengah dan depan lebih menonjol dibandingkan Bernard.

Bernard lebih agresif di posisi alaminya, yaitu di sayap kanan ataupun kiri. Pemain Shakhtar Donetsk itu sangat cepat, lincah, dan lihai melepaskan umpan-umpan silang. ”Sejujurnya, tidak ada pemain yang bisa disamakan dengan Neymar. Dia dan saya memiliki gaya bermain yang berbeda. Dia striker dan saya pemain tengah yang membangun serangan,” ujar Willian.

”Memang ada beberapa kesamaan antara saya dan dia, seperti kecepatan. Dia mencetak banyak gol, saya juga mencetak gol, tetapi saya lebih sebagai pendukung pemain lain. Jika Scolari memilih saya, saya akan melakukan yang terbaik,” ujar Willian.

Dalam latihan itu, Scolari memainkan formasi 4-2-3-1. Formasi bakunya selama Piala Dunia ini sepertinya akan kembali diterapkan saat melawan Jerman dengan Oscar di belakang penyerang tengah. Oscar tampil brilian dalam posisi ini saat Piala Konfederasi 2013. Scolari juga memiliki opsi memainkan 4-3-3 dengan Ramires sebagai salah satu gelandang. Ramires bisa lebih maju jika dibutuhkan perubahan formasi ke 4-2-3-1.

Fleksibilitas permainan Brasil juga bisa mengandalkan Willian dan Oscar yang saling mengenal gaya permainan masing-masing selama di Chelsea. Saat kedua pemain ini menemukan ”klik” permainan terbaik mereka, masalah berikutnya adalah penyelesaian akhir. Fred, di ujung tombak, sejauh ini baru mencetak satu gol saat melawan Kamerun.

”Tim ini terus membaik dan semoga Fred juga bisa mencetak gol lebih banyak. Laga melawan Jerman merupakan kesempatan dia mencetak gol lagi. Namun, yang terpenting adalah Brasil menang dan juara, siapa pun yang mencetak gol,” komentar Bernard.