RIO de JANEIRO, Kompas.com- Belanda dan Cile sudah pasti lolos ke babak 16 besar. Namun, mereka ingin memastikan menjadi pemimpin Grup B untuk memperbesar peluang menghindari pertemuan dengan Brasil di putaran kedua. Kepastian itu akan muncul setelah keduanya bertemu pekan ini.

Belanda, sebagai pemimpin klasemen, hanya membutuhkan hasil imbang karena unggul selisih gol atas Cile di bawahnya. Adapun Cile harus menang dalam duel di Arena Corinthians, Sao Paulo, Senin (23/6/2014).

Di babak 16 besar, pemimpin Grup B akan bertemu peringkat kedua Grup A yang diperkirakan akan diraih Meksiko. Sementara peringkat kedua Grup B akan bertemu dengan pemimpin Grup A yang diyakini akan diraih tuan rumah Brasil.

”Jika Anda berpikir ke depan, secara teori akan lebih baik menjadi pemimpin grup dibandingkan dengan peringkat kedua,” ujar bomber Belanda, Robin van Persie, dalam konferensi pers di pusat latihan Stadion Jose Bastos Padilha, Rio de Janeiro, Jumat (20/6), yang dihadiri wartawan Kompas, Agung Setyahadi.

Belanda akan kehilangan kekuatan lini depan karena Van Persie akan absen. Dia terkena akumulasi kartu kuning. Van Persie telah mencetak tiga gol, sama dengan koleksi gol Arjen Robben.

Striker muda Memphis Depay akan menjalani ujian untuk memimpin lini serang. Bomber yang baru berusia 20 tahun itu mencetak gol kemenangan, 3-2, atas Australia. Pelatih Belanda Louis van Gaal juga memiliki Jeremain Lens yang mencetak lima gol dalam sembilan penampilan di babak kualifikasi.

”Para pemain lini depan berlatih dengan sangat mengesankan. Kami memiliki banyak pemain bagus,” ujar Van Persie mengenai posisinya.

Pelatih Cile Jorge Sampaoli menilai, kekuatan Belanda tidak akan menurun tanpa Van Persie. Cile harus tetap waspada pada pemain lain, terutama Robben yang sangat cepat dan lihai dalam tendangan jarak jauh. Robben menjadi kunci serangan Belanda dengan 64 kali sprint, dengan kecepatan maksimal 31,03 km per jam saat melawan Spanyol.

”Robben sangat cepat. Untuk melawan kecepatan mereka, kami harus memiliki keseimbangan antarlini dan menutup ruang gerak mereka,” ujar pemain tengah Cile, Fransisco Silva, kepada Associated Press.

Belanda dan Cile menjadi tim dengan penyelesaian tajam, total 13 gol. Skuad ”Oranye” menceploskan delapan gol dalam laga melawan Spanyol dan Australia. Adapun Cile, dengan permainan agresif dalam formasi 4-3-3, menuai lima gol dari laga melawan Australia dan Spanyol. Kemenangan 2-0 atas Spanyol menjadi kejutan sekaligus memosisikan Cile sebagai ”kuda hitam”.

Hantu Brasil

Dalam laga ini, Sampaoli yang berdarah Argentina ingin melepaskan tekanan pada anak-anak asuhnya dari ”hantu” Brasil. Cile selalu disingkirkan Brasil di babak 16 besar pada Piala Dunia Perancis 1998 dan Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Pada 1962, saat Cile menjadi tuan rumah dan meraih peringkat ketiga, langkah mereka juga dihentikan Brasil di semifinal.

Tiga kekalahan itu menjadi alasan kuat bagi Cile untuk menghindari Brasil di putaran kedua meskipun disangkal oleh Sampaoli dalam konferensi pers setelah Cile melawan Spanyol.

”Memang benar, penting bagi kami menang melawan Belanda, tetapi menghindari Brasil tidak menjadi pemikiran saya. Kami tidak khawatir dengan itu. Saya pikir Brasil yang memiliki jadwal bertanding setelah kami juga tidak akan memilih lawan di putaran kedua,” ujar Sampaoli.