NATAL, Kompas.com — Kekecewaan Meksiko atas kepemimpinan wasit asal Kolombia, Wilmar Roldan, tidak berlangsung lama. Setelah menang 1-0 atas Kamerun, di Natal, Jumat (13/6/2014), tim dari negeri pemilik kebudayaan Maya dan Aztec ini langsung menatap Brasil sebagai calon korban lainnya.

”Kami cepat mengatasi kekecewaan atas dua gol bersih yang dianulir wasit. Tim kami telah menunjukkan kekuatan mental luar biasa. Pemain kami sama sekali tidak terpengaruh dan tetap berkonsentrasi melanjutkan pertandingan. Jika mampu menjaga ritme seperti itu di lapangan, kami dapat mengatasi semua lawan,” papar Miguel Herrera, pelatih Meksiko.

Herrera mengatakan, setelah melupakan blunder wasit, pihaknya kini berpikir untuk melakukan apa yang harus dikerjakan saat menghadapi Brasil, Selasa (17/6) atau Rabu dini hari WIB, di Fortaleza. Dengan modal kekuatan mental tim, mengalahkan Brasil bukan lagi sesuatu yang mustahil.

Brasil dan Kolombia menjadi dua tim yang memiliki peluang lebih besar untuk lolos ke babak 16 besar dibandingkan Kroasia dan Kamerun. Dua tim ini masing-masing mengantongi nilai tiga. Sebelumnya, dalam partai pembuka Piala Dunia, Brasil menaklukkan Kroasia, 3-1. Berdasarkan peraturan, hanya dua tim dari setiap grup yang berhak lolos ke babak kedua.

Kamerun tak mau tenggelam dalam kesedihan atas kegagalan memetik kemenangan dari Meksiko. Menurut pelatih Volker Finke, sebenarnya mereka dapat mengimbangi Meksiko sehingga hasil paling pas adalah imbang.

”Kami sangat kecewa dengan hasil pertandingan itu. Kami akan berjuang lebih keras untuk dapat mengalahkan Kroasia dalam pertemuan selanjutnya,” kata Volker, pelatih asal Jerman.

Bintang Brasil, Neymar, yang mencetak dua gol saat bertemu Kroasia, semakin lantang berkata timnya akan terus melaju ke final. Perlawanan Meksiko dan Kamerun tidak akan mampu menghalangi langkah Brasil.

”Pertandingan kemarin memang berliku-liku. Kami butuh waktu untuk dapat bermain lepas akibat stres dan perasaan waswas. Untungnya kami menang. Kami telah menunjukkan bahwa kami dapat mengatasi permasalahan dan menjaga agar tampil lebih tenang. Kami hanya tinggal menjaga agar kondisi itu dapat berjalan terus,” ungkap pemain klub Barcelona itu.

Gelandang tengah Kroasia, Luca Modric, juga sudah melupakan kekalahan atas Brasil. Dia hanya berharap dapat tampil bugar saat menghadapi Kamerun. Saat kalah dari Brasil, Modric cedera sendi. Untungnya, tidak ada yang patah atau ligamen robek pada lututnya.

Kroasia dan Kamerun, yang belum mengumpulkan poin, akan bertemu di Manaus, 18 Juni. Kroasia mendapat tambahan tenaga baru setelah penyerang Mario Mandzukic dapat diturunkan. Laga itu akan menjadi sangat krusial karena tim yang kalah hampir dipastikan akan angkat koper dari Brasil. (Reuters/AFP/FIFA.Com/SAH)