Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selangkah Lagi Menuju "La Decima"

Kompas.com - 30/04/2014, 06:01 WIB
Aloysius Gonsaga AE

Penulis

KOMPAS.com — Real Madrid kali terakhir mengangkat trofi Liga Champions pada tahun 2002 setelah pada final mengalahkan wakil Jerman, Bayer Leverkusen, dengan skor tipis 2-1. Zinedine Zidane menjadi bintang dalam laga di Hampden Park, Glasgow, pada 15 Mei 2002 karena mencetak gol yang sangat cantik penentu kesuksesan Madrid untuk merengkuh gelar kesembilan kompetisi paling bergengsi antarklub Eropa ini.

Dari luar kotak penalti, Zidane melepaskan tendangan voli dengan kaki kiri. Bola sempat membentur mistar gawang dan memantul ke dalam. Penjaga gawang Hans-Jorg Butt tak mampu membendung laju si kulit bulat yang menghunjam jala pada menit ke-45.

Sebelumnya, Madrid membuka skor pada menit kedelapan melalui aksi sang pangeran Santiago Bernabeu, Raul Gonzalez. Namun pada menit ke-13, Leverkusen sukses menyamakan kedudukan lewat aksi bek asal Brasil, Lucio, untuk menaklukkan kiper Cesar.

Sejak era Raul, Zidane, Luis Figo, Roberto Carlos, Fernando Hiero, dan Fernando Morientes tersebut, Madrid tak pernah menambah gelar lagi. Jangankan mengangkat trofi berkuping lebar itu, mencapai final saja mereka tak mampu.

Dalam tiga musim terakhir, impian para Madridista untuk melihat tim kesayangannya menambah gelar Liga Champions nyaris terwujud. Sayang, mimpi itu buyar sebelum mencapai puncak lantaran Madrid selalu tersingkir pada semifinal.

Kini, mimpi yang sudah dirajut selama 12 tahun semakin mendekati kenyataan. Satu langkah terberat sudah dilewati setelah menyingkirkan raksasa Bundesliga yang merupakan juara bertahan, Bayern Muenchen, pada babak semifinal. Madrid lolos ke final dengan agregat 5-0.

Tak ada yang menyangka bahwa Madrid bisa menang dengan skor yang mencolok. Setelah menang 1-0 di Santiago Bernabeu pada leg pertama, Rabu (23/4/2014), Madrid justru bermain lebih impresif di Allianz Arena, markas Bayern, pada leg kedua, Selasa (29/4/2014). Empat gol berhasil digelontorkan tim besutan Carlo Ancelotti ini ke gawang The Bavarian, lewat aksi Sergio Ramos dan bintang Cristiano Ronaldo, yang sama-sama mengemas dua gol.

Strategi Ancelotti sangat jitu untuk mematikan tiki-taka yang diusung Bayern di bawah besutan Pep Guardiola. Pertahanan yang tangguh dan serangan balik nan cepat menjadi senjata El Real sehingga berhasil menggilas Bayern.

"Dengan pemain seperti Gareth Bale, Karim Benzema, dan Ronaldo, lebih sulit memainkan ball possession. Kami harus mencari ruang dan memainkan bola ke depan dengan lebih cepat," ujar Ancelotti sebelum pertandingan melawan Bayern. "Sepak bola menyenangkan seperti itu (bisa dilakukan) karena semua orang memiliki ide sendiri-sendiri."

Apa yang diterapkan Ancelotti berbuah sangat manis. Madrid sudah melewati hadangan Bayern yang sangat difavoritkan bisa membuat sejarah sebagai klub pertama yang sukses mempertahankan gelar Liga Champions. Kini, Ronaldo dan kawan-kawan menanti lawan yang akan dihadapi pada final, 24 Mei mendatang di Lisabon. Atletico Madrid atau Chelsea?

"Saya tidak tahu siapa yang harus dipilih. Di satu sisi, Chelsea memiliki pengalaman, tetapi di sisi lain Atletico Madrid memiliki antusiasme yang tinggi dan sedang lapar," ujar Ancelotti tentang calon lawannya.

Tak masalah siapa lawannya. Madrid sudah di final. Mimpi selama 12 tahun untuk meraih la decima kian mendekati kenyataan sehingga kesempatan ini tak boleh dilewatkan.

"Penting bagi tim ini mencapai final setelah tiga kali tersingkir pada semifinal. Kami akan memberikan segalanya untuk ini, tentu saja dengan motivasi yang tinggi," ujar Ancelotti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Liga Lain
Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Internasional
Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com