Meski tinggal di kampung udik, kebesaran Yabes menjadi pemain hebat sepak bola bukan hanya berbekal doa saja. Yabes yang tinggal di rumah beratap seng tanpa plafon dan sebagian lantai rumahnya belum diplester itu, rupanya sejak kecil sudah 'kesetanan' bermain sepak bola.
Gilanya Yabes bermain si kulit bundar, diakui ibu kandungnya, Sepriana Ananda Malaifani-Fanpula. Ibu tiga anak ini mengakui kegilaan Yabes bermain bola terlihat semenjak duduk di bangku sekolah dasar.
"Dia mulai kelihatan bakatnya sejak kelas satu sekolah dasar. Sejak TK dia sudah mulai gemas melihat anak-anak lain bermain bola. Setelah sekolah di SD, kalau pergi sekolah, dia bawa bola plastik kemudian mengajak teman-temannya bermain sepak bola. Dan, pada saat kelas empat SD, dia meminta sepatu bola," ujar Ibunda Yabes, Sepriana, kepada Pos Kupang di kediamannya di Moru sekitar 25 kilometer dari Kota Kalabahi, Kabupaten Alor, Jumat (18/10/2013) pagi.
Meski menjadi anak yatim semenjak umur empat tahun, Yabes tidak patah semangat bermain sepak bola. Semenjak ditinggal bapaknya, almarhum Anus Malaifani, Yabes makin gila bermain sepak bola. Bahkan di rumahnya ia menendang-nendang bola ke tembok rumah.
"Yabes latihan banyak di rumah sejak kecil. Tembok rumah dihantam dengan bola. Bahkan kalau sudah bermain bola, dia tidak mau diganggu hingga dia capek sendiri. Bahkan pagi bangun jam 4 itu sudah latihan. Untuk latihan fisik, dia mengambil ban bekas mobil diikat tali di belakang kemudian tarik turun naik. Dan, masa kecil Yabes nakal. Kalau main bola sudah lupa segalanya. Semua barang yang ada di rumah mau dibuat rusak dengan tendangan bolanya. Dia mulai nakal setelah bapaknya meninggal dunia," kata Sepriana. (Muhlis Al Alawi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.