Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Park Ji-sung: Pengibar Gengsi Asia

Kompas.com - 01/01/2010, 02:43 WIB

KOMPAS.com — Harus diakui, sepak bola Asia masih kalah kelas dibandingkan Eropa dan Amerika Latin. Tak heran jika, baik di level klub maupun tim nasional, dua kekuatan tersebut yang selalu meraih prestasi terbaik di sebuah event bergengsi.

Meskipun demikian, bukan berarti Asia tak mampu menelurkan pemain-pemain top. Malah, ada sejumlah pemain yang justru menjadi pilar tim elite, seperti yang telah dibuktikan oleh Park Ji-sung. Fisik yang jauh di bawah para pemain Eropa tak menghalangi pemain lincah ini untuk bersinar di Benua Biru sehingga dia pun masuk skuad inti Manchester United (MU).

Ini tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi sepak bola Asia karena Park bisa mengibarkan gengsi benua ini di pentas dunia bersama klub raksasa Inggris tersebut. Ya, Park merupakan satu-satunya pemain Korea Selatan yang berhasil menyabet gelar juara Liga Champions dan dia juga merupakan orang Asia pertama yang tampil di partai final sebuah turnamen. Ini pula yang membuat para pemain Korsel (dan Jepang) mulai dilirik klub-klub Eropa.

Park mengawali karier profesional di negara asalnya dan bermain untuk tim Myongji University, sebelum pindah ke Jepang untuk memperkuat Kyoto Purple Sanga. "Pertemuannya" dengan pelatih asal Belanda, Guus Hiddink, yang menangani timnas Korsel, mengubah nasibnya di dunia sepak bola.

Ketika mengakhiri masa kerjanya bersama Korsel yang dibawanya hingga semifinal Piala Dunia 2002 dan kembali ke Belanda untuk menangani klub PSV Eindhoven, Hiddink mengajak Park. Setahun berselang, Park diboyong ke markas klub raksasa Eredivisie itu. Di sinilah perjalanan karier Park di Eropa mulai mengilap, apalagi setelah klub ini menembus semifinal Liga Champions 2004/2005.

Ternyata, bakat dan kemampuan Park sangat menarik minat Manajer MU Sir Alex Ferguson, yang membelinya dengan harga 4 juta poundsterling pada Juli 2005. Sejak itu, Park hampir selalu menjadi pilihan utama untuk beroperasi di sayap kiri MU, termasuk ketika mereka menjuarai Liga Champions musim 2007/2008 dan Piala Dunia Antarklub 2008.

Di level internasional, Park pun menunjukkan performa yang memukau, apalagi ketika Korsel ditangani Hiddink. Sebenarnya, dia sudah masuk skuad "Macan Asia" sejak usia 19 tahun ketika terpilih sebagai gelandang bertahan untuk tampil di Olimpiade Sydney 2000. Namun, kemilau Park benar-benar bersinar saat Hiddink mengubahnya menjadi seorang pemain menyerang yang bisa beroperasi sebagai playmaker, gelandang kiri ataupun kanan, bahkan menjadi second striker.

Saat Korsel bersama Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, Park mencetak gol yang sangat krusial dan mengesankan saat mereka menyingkirkan Portugal di fase penyisihan grup. Untuk lolos ke putaran kedua, Korsel harus minimal bermain imbang. Saat memasuki menit ke-70, Park membuat suporter Korsel berjingkrak kegirangan karena dia mencetak satu-satunya gol di pertandingan itu.

Mengontrol bola dengan dada, Park melewati Sergio Conceicao sebelum melepaskan tendangan voli yang memperdaya kiper Vitor Baia sehingga dia dengan mudah menceploskan bola ke dalam gawang yang tak terkawal lagi. Golnya ini mengeliminasi Portugal dan mereka pun membuat sejarah untuk pertama kalinya lolos ke putaran kedua Piala Dunia dan terus berlanjut hingga semifinal.

Kesuksesan Park di pentas Piala Dunia terus berlanjut di putaran final Jerman tahun 2006. Dia mencetak gol penyama kedudukan pada laga kedua Grup B melawan Perancis, yang kemudian menjadi finalis Piala Dunia 2006. Karena golnya ini, Park dinobatkan sebagai Man of The Match di laga tersebut. Sayang,  di Jerman ini Korsel kembali harus gigit jari karena gagal melangkah ke putaran kedua. Mereka hanya menempati peringkat tiga Grup B.

Nah, di Piala Dunia Afrika Selatan 2010, Park, yang sudah 84 kali membela Korsel dan mengemas 11 gol, memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi. Bukan cuma sebagai bintang, Park melainkan juga mengemban tugas sebagai kapten tim, jabatan yang baru dipangku sejak dia ditunjuk memimpin rekan-rekannya pada 11 Oktober 2008, jelang pertandingan persahabatan melawan Uzbekistan.

Sanggupkah Park meloloskan Korsel minimal ke putaran kedua? Kita tunggu saja. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Atalanta Vs Bayer Leverkusen, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Atalanta Vs Bayer Leverkusen, Kickoff 02.00 WIB

Liga Lain
Aroma Duel Meksiko Vs Brasil Jelang Final Championship Series Liga 1

Aroma Duel Meksiko Vs Brasil Jelang Final Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Kesan Pemain Timnas Putri Indonesia Dilatih Satoru Mochizuki: Kelas Dunia…

Kesan Pemain Timnas Putri Indonesia Dilatih Satoru Mochizuki: Kelas Dunia…

Timnas Indonesia
Timnas Putri Indonesia Vs Singapura, Satoru Mochizuki Buta Kekuatan Lawan

Timnas Putri Indonesia Vs Singapura, Satoru Mochizuki Buta Kekuatan Lawan

Timnas Indonesia
Inter Milan Resmi Ganti Pemilik Setelah Suning Gagal Lunasi Pinjaman

Inter Milan Resmi Ganti Pemilik Setelah Suning Gagal Lunasi Pinjaman

Liga Italia
Buta soal Indonesia, Kini Rivera Ukir Nama Jadi Legenda Madura United

Buta soal Indonesia, Kini Rivera Ukir Nama Jadi Legenda Madura United

Liga Indonesia
Pesan Ronaldo Usai Kroos Pensiun: Terima Kasih, Terbaik untuk Anda...

Pesan Ronaldo Usai Kroos Pensiun: Terima Kasih, Terbaik untuk Anda...

Liga Spanyol
Satoru Ingin Naturalisasi Pemain di Timnas Putri, Claudia Siap Belajar

Satoru Ingin Naturalisasi Pemain di Timnas Putri, Claudia Siap Belajar

Timnas Indonesia
Harga Tiket Persib Vs Madura United di Final Championship Series Liga 1

Harga Tiket Persib Vs Madura United di Final Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Gregoria Fokus Jaga Fisik dan Mental Jelang Olimpiade Paris 2024

Gregoria Fokus Jaga Fisik dan Mental Jelang Olimpiade Paris 2024

Badminton
Irak Jalani Persiapan Singkat, Kans Timnas Indonesia Ambil Peluang

Irak Jalani Persiapan Singkat, Kans Timnas Indonesia Ambil Peluang

Timnas Indonesia
Tekad Apriyani/Fadia Naik Podium Sebelum Olimpiade Paris 2024

Tekad Apriyani/Fadia Naik Podium Sebelum Olimpiade Paris 2024

Badminton
Tanggapan Filipina Satu Grup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Tanggapan Filipina Satu Grup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Liga Indonesia
Final Championship Series Liga 1, Pesan Passos Soal Mentalitas Kiper Persib

Final Championship Series Liga 1, Pesan Passos Soal Mentalitas Kiper Persib

Liga Indonesia
Ketika Media Vietnam Sorot STY Tertawa Usai Drawing Piala AFF 2024

Ketika Media Vietnam Sorot STY Tertawa Usai Drawing Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com