PARIS, KOMPAS.com — Menteri Ekonomi Perancis Christine Lagarde mendesak FIFA untuk mengulang laga duel leg kedua play-off kualifikasi Piala Dunia 2010 Afrika Selatan antara tim nasional Perancis dan Irlandia. Pasalnya, meski senang timnya lolos ke putaran final, mereka tetap tak bisa menerima aib lolos dengan curang.
Perancis lolos ke putaran final setelah menang agregat 2-1 (1-0, 1-1) atas Irlandia seusai leg kedua babak play-off, Rabu (18/11). Namun, gol Perancis di leg kedua mengundang kontroversi akibat handsball yang dilakukan Thierry Henry sebelum memberikan assist kepada William Gallas.
Sejumlah kalangan menilai, Henry sengaja melakukan hal itu dan menyarankan FIFA menggelar tanding ulang. Namun, FIFA menolak hal itu. Mereka beralasan, berdasarkan peraturan, hasil pertandingan tidak bisa diubah dengan cara apa pun, termasuk tanding ulang.
Ternyata, kasus itu tak cuma berada di pusaran olahraga, tetapi juga sampai ke ranah politik. Pemerintah kedua negara bahkan bersitegang soal itu.
Kepala Pemerintahan Irlandia (lazim disebut Taoiseach) Brian Cowen berniat melakukan diskusi dengan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy untuk membicarakan kemungkinan kedua pihak bekerja sama mendesak FIFA mengulang partai tersebut. Niat tersebut ditentang oleh Perdana Menteri Perancis Francois Fillon. Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak ikut campur urusan FIFA.
Untuk meredakan keadaan, Presiden Sarkozy menyampaikan simpati atas kegagalan Irlandia. Namun, reaksi Presiden Sarkozy hanya sebatas itu, tak ada wacana akan mendesak FIFA untuk menggelar tanding ulang.
Di tengah sikap cuci tangan Perancis, Lagarde muncul dengan mengusung pendapat yang berlawanan dengan kedua atasannya. Menurutnya, duel Perancis-Irlandia harus diulang. Bila tidak, Perancis akan menanggung aib kecurangan itu seumur hidup. Kepada FIFA, ia minta supaya tidak menerapkan peraturan secara kaku.
"Saya jelas sangat senang tim masuk Piala Dunia. Namun, saya pikir, sangat menyedihkan untuk lolos dengan cara curang. Menurut saya, FIFA akan berusaha dengan baik untuk melihat peraturan karena saya pikir, akan bagus, untuk kondisi tertentu, untuk memutuskan, mungkin, mengulang pertandingan itu," ungkapnya.
Sementara itu, sejumlah kalangan bersikap moderat terhadap kasus Henry. Mereka ini menerima keputusan FIFA untuk tidak mengulang pertandingan. Namun, mereka berharap, FIFA mulai mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mencegah hal serupa terulang. (TIME)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.